Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMBUKA HATI MENGGUGAH NURANI (Catatan tentang Tragedi Kemanusiaan di Lakardowo-Mojokerto)

MEMBUKA HATI MENGGUGAH NURANI (Catatan tentang Tragedi Kemanusiaan di Lakardowo-Mojokerto)

Seringkali kita terlalu disibukkan dengan kata “kita” sehingga kurang peduli dengan kata “mereka”. Saya sendiri merasa telah terlena dengan “kita” sehingga sering abai dengan apa yang terjadi di sekeliling saya. Bagaimana tidak abai? Tentang tragedi lingkungan di Lakardowo Mojokerto pun saya terlambat mengetahuinya. Harus saya akui, kesibukan dengan pekerjaan, keluarga, dan semacamnya kadang membuat saya lalai mencermati berbagai peristiwa. Padahal, sesibuk apapun kita, harusnya tetap peduli pada hal-hal penting yang terjadi di luar sana. Untuk menebus kelalaian itu, saya pun kemudian berupaya mencari informasi tentang tragedi tersebut. Beberapa artikel dan berita terkait hal tersebut saya baca. Video-video tentang Lakardowo pun saya cermati. Melalui berita dan video-video tersebut saya paham bahwa ini bukanlah kasus yang ringan. Ini menyangkut keberlangsungan kehidupan generasi saat ini dan yang akan datang. Tragedi di Lakardowo tak dapat dipandang sebelah mata.

Lakardowo adalah nama sebuah desa yang berada di Mojokerto. Desa yang subur dengan pemandangan alamnya yang memukau itu, kini berubah menjadi tempat yang mengerikan. Bagaimana tidak mengerikan? Saat ini pencemaran lingkungan di Lakardowo telah meliputi hampir semua aspek kehidupan. Air dan udara di tempat itu hampir semuanya tercemari. Sungai dan setidaknya delapan sumur sumber air bersih telah terpapar logam berat, antara lain timbal, krom valensi enam, dan arsenik. Udara di sekitar desa juga tidak sehat sebab telah bercampur dengan asap sisa pembakaran limbah.

Malapetaka itu dimulai sejak dibangunnya pabrik pengolahan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya) di desa tersebut. Perusahaan pengolahan limbah itu didirikan oleh PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) pada 2010 silam. Perusahaan tersebut menimbun berbagai jenis limbah yang mereka kelola dari coal ash, sludge IPAL, resin, sampai lampu bermerkuri dari 1.518 perusahaan lain sejak 2010. Diperkirakan ada ribuan ton limbah B3 yang hanya ditutup dengan tanah sehingga saat turun hujan, rembesan air dari tanah yang tercemar itupun masuk ke sumur-sumur warga. Dampak selanjutnya, warga desa Lakardowo mengalami ancaman krisis air bersih selama dua tahun terakhir ini.. Sebanyak delapan sumur warga Dusun Kedungpilang yang berjarak 400 meter dari pabrik sudah terkontaminasi limbah berbahaya. Hasil laboratorium tersebut sudah melebihi Permenkes Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990.

Warga yang resah dengan kondisi tersebut berjuang demi menyelamatkan sumber daya alam di desa mereka. Melalui Perkumpulan Penduduk Lakardowo Bangkit (Pendowo Bangkit), sejumlah aksi telah dilakukan. Mulai dari berdemonstrasi di depan Kantor Bupati hingga mengadu ke DPRD, DPR, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Mereka meminta pemerintah menutup perusahaan pengolahan limbah tersebut untuk mencegah dampak yang lebih buruk. Jangan sampai tragedi Minamata di Jepang terjadi di Lakardowo. Pendowo Bangkit tidak berjuang sendiri.

Adapun tayangan dalam video yang sempat saya lihat, semakin membuat saya merasa miris. Di dalam video itu saya melihat bayi dan anak-anak kecil yang dimandikan dengan air galon. Sang ibu tidak berani memandikan buah hatinya itu dengan air kran/sumur karena sebagian besar sumur sudah tercemar. Air di sana memang tampak jernih, namun sudah tidak layak konsumsi. Jangankan untuk diminum, digunakan untuk mandi atau mencuci saja berbahaya. Warga yang nekad tetap menggunakan air itu karena keterbatasan ekonominya, harus menanggung akibat yang memilukan. Tampak jelas ruam-ruam dan luka bekas garukan karena terkena gatal-gatal di beberapa bagian tubuh. Ada yang terkena panas/demam, ada pula yang sampai terkena tipes. Pada tahun 2016, lebih dari 42 kasus kesehatan menyerang warga desa Lakardowo baik anak-anak, remaja, maupun orang tua.

Dari hari ke hari kondisi kesehatan warga kian memburuk. Berbagai upaya untuk menyelamatkan bumi Lakardowo tampaknya belum juga membuahkan hasil. Aksi terakhir dilakukan pada 22 Maret 2017 bertepatan dengan hari Air Sedunia. Warga meminta keadilan terkait dugaan pencemaran oleh PT PRIA di desa tersebut.

Saya tertegun. Hati nurani siapa yang takkan terketuk oleh bencana sedahsyat itu? Bagaimana mungkin kita hidup tanpa air bersih? Bagaimana mungkin kita bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang tercemar semacam itu? Jika semua usaha telah ditempuh namun tak jua membuahkan hasil, maka apa lagi yang bisa dilakukan demi mendapatkan hak hidup dan kehidupan yang lebih baik? Doa. Ya, doa. Dengan doa, insha Allah kita bisa mengubah segalanya. Saatnya kita peduli pada mereka. Karena mereka adalah saudara kita. Saudaraku, doa kami untuk keselamatanmu…Save Lakardowo!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga bu Ari dan bu Masruchi...semoga ada langkah nyata untuk menyelamatkan aset bangsa ini..

21 Apr
Balas

ya bu dati...tragedi semacam ini perlu diatasi secepatnya...

23 Apr
Balas

Waduhh...limbah B3 kan sangat berbahaya, mereka hanya bisa melihat dari sisi keuntungan saja,tanpa memikirkan lingkungan masyarakat disekitarnya. Semoga masalah ini cepat teratasi.karena hidup tanpa air sangat berat sekali. Air no 1 bagi kehidupan manusia.

22 Apr
Balas

Semoga segera ditangani dan teratasi kebutuhan air bersih dan lingkungan sehat. Terima kasih infonya mbak Koen

20 Apr
Balas

Tulisannya membuat Aq tau Bahwa ada pencemaran yg parah di mojokerto. Semoga para langitan, peduli. Save earth.

21 Apr
Balas



search

New Post