Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web

Muhasabah Diri

Setiap perjalanan hidup manusia, segala yang dilaluinya, dilakukannya, bahkan diucapkannya, sesungguhnya terukir abadi dalam buku catatan kehidupan. Orang lain mungkin hanya tahu sedikit tentang kita dan kehidupan kita. Akan tetapi, nurani dan memori kita, menyimpannya dengan begitu cermat, hingga hampir tiap detail kejadian ia sanggup mengulasnya kembali. Tak ada yang terhapus. Kesalahan, dosa, kebaikan, semua amalan yang dilakukannya, tersimpan rapi, dan pada saatnya nanti akan diputar ulang. Tak ada yang dapat kita sembunyikan.

Tak dimungkiri, sekecil apapun, manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Ketika kita melakukan kesalahan atau dosa, orang lain mungkin tak ada yang tahu, tapi hati kecil kita takkan berbohong, ia akan mengungkapkan penyesalannya, meski secuil saja. Rasa bersalah itu, mungkin sekarang tak terasa, mungkin tak ada. Namun, seiring melajunya sang waktu, usia semakin beranjak, lambat laun, perlahan tapi pasti, rasa berdosa, perasaan bersalah, bahkan penyesalan, akan menjalari sanubari.

Sebaliknya, ketika kita melakukan kebaikan dan tak ada orang lain yang tahu, hati kecil kitapun tak kan pula berdusta. Ia mengungkapkan kebahagiaannya. Perasaan tenteram setelah berbuat hal baik, berbuat yang semestinya, tetiba akan melingkupi hati kita. Ketenangan akan membalut jiwa kita.

Layaknya manusia, ada yang abai tentang apa yang dilakukannya, tak peduli dengan tindakannya. Ia berpikir bahwa wajar saja manusia berbuat salah, sebab manusia memang tempatnya salah dan dosa, atau ada anggapan berbuat salah itu biasa., toh, ada waktunya sendiri untuk bertobat. Terasa tak ada yang aneh dengan pemikiran semacam itu, tapi yang perlu diingat adalah tiap manusia punya batasnya masing-masing. Batas kesehatan, batas usia, batas masa muda. Sayangnya, kesehatan, usia, dan masa muda itu sesungguhnya bukan milik kita. Ada Dzat yang mengaturnya. Maka, ketika sampai pada batas tertentu dan belum ada tindakan nyata untuk berbenah, alangkah ruginya.

Sebaliknya, ada yang tak abai tentang apa yang dilakukannya. Segala sesuatu dipikirkan dengan cermat agar langkahnya selalu terjaga. Kesalahan mungkin akan ada, tapi bukan kesalahan fatal. Merekalah yang tak menganggap semua hal biasa, merekalah melakukan semua tindakan dengan penuh kehati-hatian.

Ya, ini bukan tentang siapa-siapa. Ini tentang kita dan apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini. Ini tentang ukiran yang kita torehkan dalam buku catatan pribadi perjalanan hidup kita masing-masing. Ini tentang diri kita, tentang muhasabah yang semestinya kita lakukan agar di Tahun Baru Hijriah ini dan tahun-tahun ke depan, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Sekecil apapun kesalahan di masa silam adalah pelajaran berharga yang seharusnya akan membuat kita lebih waspada dalam melangkah di hari ini dan masa depan.

Batu, 2 Muharram 1442 H

(21 Agustus 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAllah... Semoga segala tindak tanduk maupun ucapan kita selalu terjaga... Aamiin... Sangat bermanfaat bu, terima kasih

21 Aug
Balas

Aamiin, sama-sama Pak Rosihan

21 Aug

Mantap, Kak.

21 Aug
Balas

Terima kasih, Pak Yudi.

21 Aug

Ulasan yang keren bun

21 Aug
Balas

Terima kasih Bun

21 Aug



search

New Post