Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web
OPLOSAN OH OPLOSAN

OPLOSAN OH OPLOSAN

Oplos artinya campur. Mengoplos berarti mencampur. Di negara kita, kegiatan mengoplos tampaknya sudah menjadi hal yang lumrah. Rasanya kita tidak asing lagi dengan istilah miras oplosan, beras oplosan, gula oplosan, BBM (bahan bakar minyak) oplosan, kosmetik oplosan, hingga kabinet pemerintahan pun oplosan (ups). Lengkap sekali bukan?

Saya jadi heran mengapa banyak oknum yang gemar melakukan kegiatan mengoplos. Mencampur sesuatu yang asli dengan yang palsu. Pastinya demi meraup keuntungan sebesar-besarnya. Demi materi itulah mereka rela menjadi pengoplos, baik kelas kakap maupun kelas teri. Saya yakin para pengoplos itu sadar betul dengan yang dilakukannya. Namun mereka berani melakukan kecurangan itu di samping karena faktor laba yang menggunung juga faktor tipisnya iman, akhlak, serta etika dalam diri para pengoplos tersebut.

Baru-baru ini saya dibuat geram dengan berita beredarnya beras oplosan di daerah Malang Raya, Surabaya, dan Kalimantan. Beras adalah kebutuhan utama, karena itu maraknya berita tersebut membuat konsumen merasa khawatir. Jangan-jangan beras yang dibeli adalah beras oplosan. Ini tentu meresahkan. Untungnya, pabrik beras oplosan tersebut telah digerebek oleh jajaran Kepolisian Resor (Polres) Malang pada 5 Juni 2017 lalu. Ternyata pabrik beras oplosan tersebut berada di Bululawang. Tepatnya berlokasi di Jalan Raya Desa Pringu milik warga Kecamatan Wajak.

Pabrik tersebut mengolah beras yang sudah kedaluwarsa kemudian hasil olahan tersebut dicampur dengan beras baru. Beras kedaluwarsa itu diolah menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya, di antaranya adalah insektisida pembasmi serangga. Tujuannya agar beras yang kondisinya buruk itu terbebas dari kutu.

Setidaknya ada sepuluh merek beras yang dikeluarkan oleh pabrik tersebut. Merek-merek beras itu adalah Empat Mata Hijau, Empat Mata Merah, Ikan Lele Super, Tomat, Jagung Mas, Cenderawasih, Pak Tani Setra, Ikan Lumba-Lumba, Ikan Arwana, dan Dua Jago. Harga beras tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan merek beras lainnya. Per sak dibandrol seharga Rp235ribu. Harga beras lainnya masih di atas Rp250ribu. Jelas itu menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk membelinya.

Apapun, konsumen adalah raja. Konsumen bebas memilih produk apa yang akan dibelinya, termasuk beras. Oleh karena itu, konsumen diharapkan bisa bersikap lebih hati-hati dalam memilih suatu produk. Barang yang lebih murah memang lebih menggiurkan. Namun jangan sampai hanya karena tergiur harga murah, kita justru menerima dampak yang merugikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa artikel ini. Salut buat penulisnya. Semoga artikel ini bisa viral.

08 Jun
Balas

oplosan minuman menyegarkan, tapi kalu oplosan beras memang kurang menyegarkan, rasanya campur aduk ga karuan, aku suka ngerasain yang begitu, udah harganya mahal, alih-alih pengen yang wangi tapi dicampur sama beras bubuk di dalamnya apalagi kalau belinya karungan, wusssss...tyooo bingitss

08 Jun
Balas

Makasih info nya bu Khoen...semoga muncul kesadaran bg pengoplosnya

08 Jun
Balas

Amiin..sama-sama bu..

08 Jun

Aduuh ...koq tega ya orang ngoplos beras. Semoga segera ditarik sisa beras yg sdh terlanjur beredar. Trims infonya mbak koen

08 Jun
Balas

Trims infonya...jd nanti kita akan lebih berhati2...

08 Jun
Balas



search

New Post