PELAJARAN BERHARGA DARI TIKUS (Cerpen Anak)
Siang itu sangat panas. Seperti biasa, sepulang sekolah, begitu sampai di rumah, Vita langsung melemparkan tasnya ke sofa. Sementara itu, kaos kaki, seragam, dan sepatu dilemparkan dekat tangga ruang keluarga. Tak lama kemudian terdengar teriakan mama.
“Vit, letakkan barang-barangmu di tempatnya, mama sedang sibuk,” suara mama terdengar begitu nyaring.
“Beres!” teriak Vita tak mau kalah. Tapi pada kenyataannya Vita malah melenggang ke arah kulkas, mengambil es teh lalu menghabiskannya sekali teguk. Setelah itu, dapat ditebak, Vita masuk ke kamarnya, dan tak lama setelah itu dia pun tertidur pulas. Begitulah rutinitas Vita setiap hari.
“Vitaaaaaaaaaa!” Seperti biasa, teriak ibu terdengar sangat keras menggema mengguncangkan semua sudut ruangan di rumah itu. Seperti biasa juga ketika mama membuka kamar Vita, anak itu telah pulas di antara tumpukan baju dan buku-buku yang belum diberesinya. Setiap hari keadaan itu berlangsung.
Dan suatu hari, ada kejadian menghebohkan di rumah Vita.
“Ma, kaos kakiku mana, sudah telat nih..!” Teriak Vita sampai tiang rumah ikut bergetar
“Ada apa Vit?, sakit telinga mama ndengar teriakanmu,” kata mama tak kalah lantang.
“Pake saja kaos kakimu yang masih baru. Ada di lemari paling atas, “ kata mama dari dapur. Setelah itu, Vita pun berangkat sekolah. Dan semua berlangsung seperti biasa. Keesokan harinya, menjelang berangkat sekolah, kembali terdengar teriakan Vita dari kamarnya.
“Ma, dasi dan rompiku mana?” Teriak Vita dengan keras.
Mama melangkah mendekati Vita.
“Tiap hari ada saja barangmu yang hilang. Makanya, pulang sekolah, kembalikan barang-barangmu ke tempat yang seharusnya.”
“Iya Mama, yang penting sekarang Vita harus ke sekolah. Tapi, tanpa rompi dan dasi, Vita pasti dihukum, Ma..,” kata Vita dengan suara mulai pelan.
“Ya sudah kamu cari dulu, mama ke belakang dulu.” Vita kemudian membongkar isi lemarinya, ketika barang-barang yang dicarinya tidak ditemuinya, ia pun menggeledah semua tempat. Tapi hasilnya nihil. Setelah gagal menemukan rompi dan dasi, Vita terduduk lemas di pinggir tempat tidurnya. Kamarnya semakin berantakan usai diobrak-abrik demi mencari perlengkapan sekolahnya itu.
“Ya ampun, Vit.., apa-apaan ini? Kamarmu tambah berantakan seperti ini,” kata mama terkejut melihat keadaan kamar Vita.
“Ya, mau gimana lagi Ma,” kata Vita mulai memelas.
“Ha, sudah jam tujuh, gimana ni Ma?” Mata Vita memerah.
“Ya sudah, terpaksa mama telponkan wali kelasmu supaya kamu diizinkan nggak masuk hari ini. Setelah ini, bereskan kamarmu yang berantakan ini lalu bantu mama mbereskan rumah. Mungkin saja barang-barangmu yang hilang ada di salah satu ruangan.”
“Ya Ma,” kata Vita pelan.
“Padahal hari ini ada ulangan Matematika,” gumam Vita dalam hati. Diam-diam Vita merasa menyesal karena selama ini sepulang sekolah meletakkan barang-barang sesuka hatinya. Kalau saja Vita menuruti perkataan mama untuk meletakkan barang-barangnya pada tempatnya tentu kejadian semacam ini tidak akan dialaminya. Hari ini, seharusnya Vita bisa mengikuti ulangan Matematika, pelajaran kesayangannya. Hanya karena hilangnya rompi dan dasi itu, Vita jadi kehilangan kesempatan untuk mendapat hadiah dari Bu Sita.
Jadilah hari itu Vita membantu mama bersih-bersih. Kegiatan yang sebenarnya sangat tidak disukai oleh Vita. Ruang tamu adalah ruangan pertama yang dibersihkan. Sampai ruang tamu bersih, dasi, rompi, dan kaos kaki Vita tidak juga ditemukan. Setelah itu mereka berpindah ke ruang keluarga. Ketika membersihkan ruang keluarga inilah keributan justru dimulai.
“Vit, ayo kita geser lemari ini supaya bagian bawah lemari bisa kita bersihkan,”
“Tapi Vita sudah capek, Ma..,” rengek Vita. Keringat telah mengalir di dahinya. Mama tidak mempedulikan itu. Mama terlalu bersemangat untuk membersihkan ruangan demi ruangan.
Dengan langkah mulai gontai Vita mendekati lemari yang ditunjuk oleh mama.
“Ayo, yang semangat,” kata mama. Lemari berat itu mulai bergeser sedikit. Tiba-tiba Vita berteriak keras.
“Waaa, tikus…tikus…tikus,” Kata Vita sambil menghambur ke atas sofa.
“Mana…mana?” Tanya mama. Mama ikut-ikutan meloncat ke atas sofa begitu mengetahui ada tikus meringkuk di sudut ruangan. Tampaknya tikus itu syok mendengar teriakan Vita. Tak lama kemudian tikus itu berlari keluar.
“Aduh, gimana kalau tikus itu masuk kamar..Vit, cepet tutup pintu kamarmu dan kamar Mama,” kata mama lantang.
“Gak mau Ma, Vita takut, serem,” kata Vita dengan napas masih ngos-ngosan.
Mama pun bergerak cepat menutup pintu kamar. Tikus itu dikejar mama hingga akhirnya keluar dari rumah. Dan alangkah terkejutnya Vita mengetahui apa yang ada di bawah lemari tempat tikus tadi bersarang. Dasi, rompi, kaos kaki yang beberapa hari ini dicarinya, semuanya sudah terkoyak-koyak dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Bahkan, buku harian yang dua hari ini dicarinya, juga ada di situ. Buku itu dalam keadaan yang sudah tidak utuh, sobek sana-sini. Ternyata tikuslah pelaku yang harus bertanggung jawab akan hilangnya barang-barang Vita. Vita terdiam.
“Akhirnya tikus itu keluar juga. Vit, kamu kok bengong?” Mama heran melihat Vita bengong di depan lemari yang bergeser itu. Mata mama kemudian mengikuti pandangan Vita, mama juga tampak terkejut melihat pemandangan di bawah lemari itu.
“Itu barang-barang yang kamu cari Vit,” kata mama sambil menunjuk ke bawah lemari.
“Tapi kelihatannya sudah tidak dapat diselamatkan lagi,” sambung mama.
“Ya Ma….” Terdengar berat nada suara Vita. Ia pun menarik napas panjang.
“Ma, Vita berjanji setelah ini akan meletakkan barang-barang Vita di tempatnya. Vita akan menuruti perintah Mama..” kata Vita pelan.
“Ya, baguslah. Hari ini Vita memang tidak mendapat pelajaran dari sekolah, tapi Vita mendapat pelajaran berharga dari tikus. Ya kan?” Vita mengangguk. Sekarang Vita merasa lebih bersemangat untuk membersihkan seluruh ruangan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar