Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web
REMAJA NAKAL DISOROTI, ORANG TUA NAKAL…?

REMAJA NAKAL DISOROTI, ORANG TUA NAKAL…?

Materi pembelajaran di kelas siang itu adalah “Penulisan Karya Ilmiah”. Untuk memancing semangat siswa dalam menulis, saya lontarkan beberapa tema.

“Nak, untuk materi ini, kita bisa menulis banyak hal. Misalnya tentang masalah pendidikan, lingkungan, kesehatan, juga masalah-masalah sosial…”

Belum selesai kalimat saya, beberapa anak segera menimpali.

“Menulis tentang bullying boleh Bu? Kan sedang marak?”tanya Monika.

“Boleh,” jawab saya bersemangat.

“Masalah dampak medsos?” tanya Ahmad.

“Tentu boleh, sip!”

“Masalah kenakalan remaja, misalnya pergaulan bebas, boleh juga kan Bu?” tanya Sofi.

“Ya, silakan. Tema itu patut dibahas karena kenakalan remaja kian hari kian mengkhawatirkan seiring perkembangan zaman…”

“Oooo, Bu…saya boleh bertanya ya?”

Kali ini Feri, salah satu siswa yang terkenal kritis itu angkat suara. Biasanya bila ia berpendapat, tentu menimbulkan perdebatan yang cukup seru.

“Ya, Fer…silakan.”

“Kan gini, ada kenakalan remaja, tentu ada kenakalan orang tua. Kalau tadi Ibu bilang kenakalan remaja kian marak, saya amati nih, kenakalan orang tua juga kian menjadi Bu…tapi kok gak ada yang menulisnya untuk penulisan karya ilmiah ya? Kan itu perlu juga dibahas, biar para orang tua gak kayak gitu…” tuturnya panjang lebar.

Nah, benarkan dugaan saya? Si Feri pasti menggulirkan bola panas.

Sambil mendengarkan pendapatnya, saya memutar otak mencari jawaban yang dapat diterima oleh mereka.

“Gini…Saya tanya dulu nih, penerus generasi tua yang saat ini menjadi pemimpin, guru, pegawai, dan lain-lain itu, nantinya siapa yang menggantikan?”

“Generasi muda, Bu..” jawab mereka hampir serempak.

“Ya bagus, generasi tua akan digantikan oleh generasi muda. Kalau generasi tuanya ‘nakal’ lalu generasi mudanya juga ‘nakal’, apa yang akan terjadi ke depannya?”

“Rusak dong Bu, negara kita,” jawab Gito lantang.

“Ya, betul. Pasti rusak? Gimana Fer?” tegas saya lagi.

“Ya, Bu. Pasti rusak,” jawabnya mantap.

“Kalau misalnya nih, generasi tua nakal tapi generasi muda tidak nakal? Bagaimana kira-kira nasib suatu bangsa nantinya?”

“Insyaallah akan baik Bu, karena biasanya yang tua kan cepat mati, eh maaf ya Bu… sedangkan yang muda kan masih awet hidup. Jadi, yang tua dan nakal banyak yang mati, yang muda sedikit yang nakal, kondisi bisa dikendalikan, cukup amanlah pokoknya,” kata Feri antusias.

Saya tersenyum mendengar jawabannya. Logika yang sederhana, namun bisa diterima.

“Terus apa kaitannya dengan dengan tema karya ilmiah tadi, Bu?” tanya Sofi.

Saya diam. Saya lemparkan pertanyaan itu pada di empunya bola panas.

“Ayo Fer…sudah ada gambaran jawaban mengapa kenakalan remaja lebih perlu dibahas dalam karya ilmiah, daripada kenakalan orang tua?”

“Jadi gini teman-teman…remaja itukan harapan masa depan suatu bangsa. Maka diharapkan remaja itu gak nakal, eh bolehlah nakal dikit wong namanya remaja, tapi jangan sampai nakal kebablasan sehingga merusak diri. Sebab, nantinya remaja yang bakal memimpin negeri ini. Misalnya nih, remaja suka mabuk-mabukan. Masak kelak negeri ini dipimpin pemabuk? Gak lucu banget. Mimpin rapat sambil teler…ngeri gak tuh? Karena itu, kita bikin karya ilmiah tentang kenakalan remaja itu untuk wawasan kita agar gak ikut-ikutan nakal, karena kita kan bakal tahu dampak-dampaknya…” katanya panjang lebar.

Tepuk tangan riuh menggema di kelas.

“Makasih…makasih…” jawab Feri sambil berdiri dan membungkukan badan.

“Huuuuuu…” serempak yang lain menimpali. Saya tersenyum.

“Silakan dilanjutkan Fer,” kata saya.

“Terus, tema kenakalan orang tua tuh kayaknya gak penting banget untuk dibahas. Masak udah tua tetep nakal? Karena mereka udah pada tua itu…kan biasanya cepet mati, minim bakal sakit-sakitan…Eh maaf…”

Tawa membahana di kelas mendengar jawaban Feri.

“Biarin aja deh…masak gak insaf juga. Ntar kalau masih tetap nakal terus ketemu malaikat maut, biar diurus sama malaikat lah… karena itu yang dijaga yang muda aja karena nanti menggantikan mereka yang tua-tua itu. Gimana, setuju???”

“Setujuuuuu,” jawab siswa sekelas.

Lagi-lagi saya tersenyum. Saya acungkan jempol untuk kelas itu.

Ternyata saya tak perlu bicara banyak karena anak-anak sudah bisa bernalar dengan baik.

Ya, benar. Yang marak terjadi tak hanya kenakalan remaja. Kenakalan orang tua juga cukup mengkhawatirkan sebenarnya. Banyak remaja memakai narkoba, tak sedikit pula orang dewasa (tua) yang berkarib dengan narkoba. Banyak remaja yang bergaul bebas, banyak pula “tante girang” dan “om-om senang” di luar sana. Banyak remaja yang pacaran, gonta-ganti pasangan hingga hamil di luar nikah, banyak pula perselingkuhan orang tua yang berakibat memalukan.

Bedanya, kalau pelakunya remaja, maka tudingan dan sorotan akan tajam menghunjam, sedangkan bila pelakunya orang dewasa (tua), meski banyak yang tahu, seolah tak mau tahu. Bisa jadi karena masyarakatnya tak peka, permisif, terbelenggu sungkanisme, atau memang dibiarkan. Sudah tua kok berulah, biarin saja. Mati besok, tanggung sendirilah!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, buk khoen.

28 Oct
Balas

Anak sekarang kritis ya bu Sukses bu..

28 Oct
Balas

Superkritis, kadang sampai perlu mikir agak lama supaya punya jawaban yang tepat

28 Oct

Disunati bu kalo belum

18 Nov
Balas

Seru kelasnya...pasti kereen gurunya...

28 Oct
Balas

Makasih Bu Himmah.

28 Oct

Mantab bu koen...

28 Oct
Balas

Wow..sebuah ulasan yang sangat mengena di hati...

28 Oct
Balas

Keren obrolan ringan di kelas yang membuat inspirasi tulisan, sukses bu khoen

28 Oct
Balas

Mantep euy....

28 Oct
Balas

Subhanallah.. tulisan ibu sungguh mengena dihati

28 Oct
Balas



search

New Post