Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web
Siapakah Perencana yang Sebenarnya?

Siapakah Perencana yang Sebenarnya?

Dalam sebuah kajian dakwah saya pernah mendengar kalimat berikut: ”Orang yang cerdas adalah orang yang tidak hanya berpikir tentang apa yang akan ia lakukan tapi apa yang akan Allah SWT lakukan pada dirinya hari itu.” Mari kita ulas sedikit.

Setiap hari entah di malam hari, entah di awal pagi, kita berpikir dan merencanakan apa saja yang akan kita lakukan di hari esok atau hari ini. Bahkan kadang kita sudah merancang jadwal jauh-jauh hari sebelumnya tentang bermacam kegiatan yang akan kita lakukan untuk hari-hari berikutnya. Semua tertulis dan telah tertata rapi dengan harapan semua akan berjalan seperti yang kita inginkan.

Namun mari kita ingat kembali, pernahkah di suatu hari, saat kita tengah menjalankan aktivitas rencana kita, sesuatu di luar dugaan terjadi? Saya pernah mengalaminya. Pagi hari setelah sarapan, saya berangkat ke sekolah seperti biasanya. Hari itu hari Senin, waktunya upacara bendera. Saya mengikuti upacara itu sampai selesai. Setelah dibubarkan, saya menuju ruang guru. Entah kenapa, tiba-tiba saya merasa pusing dan mual. Keringat dingin menitik di kening saya. Sensor tubuh saya mengatakan ada yang tidak beres.

Hari itu jadwal saya penuh, ada kelas yang akan ulangan, ada yang akan memasuki materi baru. Saya resah, sementara badan terasa semakin tak nyaman. Saya ke kamar mandi beberapa kali dan hasilnya tubuh saya semakin tak karuan rasanya. Segera saya putuskan untuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Sayapun menuliskan tugas untuk kelas-kelas yang akan saya tinggalkan. Singkat cerita, setelah memeriksakan diri, saya diminta beristirahat di rumah karena kondisi saya tak memungkinkan untuk kembali ke sekolah. Padahal, pagi sebelum berangkat saya merasa baik-baik saja, saya merasa sehat. Itu salah satu pengalaman yang saya alami dan di luar rencana saya. Alhamdulillah, besoknya saya telah dapat kembali mengajar sebagaimana biasanya.

Jika kita cermati, banyak peristiwa di sekitar kita yang tak terduga, begitu tiba-tiba. Kita tentu pernah mendengar ada seseorang yang sedang asyik membaca, berolah raga, atau bahkan hanya sedang duduk santai, mendadak terserang penyakit jantung. Ada orang yang sedang berkendara, hendak mudik bersama keluarganya, mengalami kecelakaan di jalan raya. Ada orang yang sedang di kamar mandi, tiba-tiba terserang stroke, bahkan, ada orang yang sedang tidur, ketika dibangunkan, ia tak pernah bisa terjaga karena nyawanya sudah diambil oleh malaikat maut. Semua itu bukan kemauan kita, tapi bisa terjadi kapan saja, menghampiri siapa saja, dan di mana saja. Siapakah yang “memaksa” kita keluar dari rencana dan kegiatan yang tengah kita jalankan? Dialah Yang Maha Berkendak. Begitulah, sesungguhnya kita hanya bisa merencanakan, namun sebaik-baik rencana adalah rencana Allah SWT.

Sempat terlintas sesuatu di benak saya. Kalau seseorang di tengah aktivitasnya tiba-tiba dihampiri sakit, kecelakaan, atau musibah lain sementara setelahnya dia masih diberi kesempatan menghirup udara segar, dia masih punya waktu untuk melanjutkan aktivitas hidupnya yang sempat terhenti sesaat. Lebih jauh lagi, masih ada waktu untuk memperbaiki diri dan bertobat.

Namun, untuk mereka yang tiba-tiba dijemput oleh malaikat maut, jelas berbeda. Setelah itu semua aktivitasnya berhenti. Mau tak mau, suka tidak suka, sederet rencana tak kan lagi punya arti sebab kehidupan telah terhenti. Tanpa sadar, muncul pertanyaan yang tak terucap, apakah sebelumnya dia dalam keadaan mengingat Tuhannya? Dia yang tengah bekerja kemudian dijemput malaikat maut, sesaat sebelum itu, sempatkah dia mengucap nama Tuhannya? Dia yang sedang berkendara di jalan raya kemudian mengalami kecelakaan fatal, sesaat sebelum itu, apakah dia sempat mengingat-Nya? Dia yang sedang tidur kemudian tak pernah bisa lagi membuka mata, apakah sebelum tidur berdoa lebih dulu? Bila dia dalam keadaan selalu mengingat Tuhannya saat maut menghampiri, alangkah indahnya. Tapi ketika dia dalam kondisi kosong dari ingatan terhadap Tuhannya, alangkah menakutkan.

Tak dapat dimungkiri, kita hidup di zaman yang penuh tuntutan. Kita dituntut mampu mengatur waktu dengan baik. Kita dituntut bekerja keras, tetapi cerdas. Kita dituntut dapat menyusun rencana dan langkah yang tepat untuk menyiapkan hari esok. Kita dituntut banyak hal dalam hidup ini. Namun, jangan lupa meniatkan segala aktivitas positif kita untuk beribadah kepada Allah. Mari luruskan niat bekerja untuk beribadah, mencari ilmu untuk beribadah, bahkan ketika mengerjakan pekerjaan rumah pun diniatkan untuk beribadah, agar sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atas diri kita, kita dalam keadaan tengah mengingat-Nya, tengah beribadah untuk-Nya.

Karenanya, benarlah adanya kalimat di awal tadi, bahwa orang yang cerdas tidak hanya memikirkan apa yang akan dilakukannya, tetapi juga memikirkan apa yang akan Allah perbuat pada dirinya. Itu akan menjadi pengendali setiap gerak-geriknya.

Sesibuk apapun kita dalam beraktivitas, jangan sampai sedikitpun melalaikan kita dari mengingat-Nya, sebab sesungguhnya meski kita merasa akan tetap hidup hari ini, esok, dan seterusnya, tetap saja bukan kita yang mengendalikan hidup ini, tapi Dia Yang Maha Berkehendak. Semoga di hari ini dan seterusnya, kita senantiasa dalam lindungan-Nya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga kita sehat sellau ya, bu

03 Feb
Balas

Manusia hny berencana tp Allah yg menentukan, moga kita tetap istiqomah ya bu

02 Feb
Balas

Yang di beri hidayah kepintaran

02 Feb
Balas

Orang yang cerdas adalah yang selalu ingat kampung aslinya... semoga kita termasuk

02 Feb
Balas



search

New Post