Khoen Eka Anthy

Berselancar dengan kata-kata telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kesehariannya, terlebih setelah menjadi editor di MediaGuru. Selalu berusaha berbua...

Selengkapnya
Navigasi Web

TAPI AKU SUKA…

Kegiatan pelatihan selalu tak lepas dari menulis. Setelah mendapatkan beberapa materi pasti ujung-ujungnya kita diminta menyelesaikan tugas. Mengumpulkan tulisan terkait materi yang telah didapatkan. Hari itu saya berada di sebuah kelas pelatihan. Seorang teman bertanya pada saya.

“Bu, yang benar seksama apa saksama?”

Saksama,” jawab saya singkat.

“Kalau resiko dengan risiko?”

“R-i-s-i-k-o.”

“Ya, makasih,” jawabnya.

Waktu istirahat si penanya tadi mendekati saya bersama teman lain. Seorang bapak. Pak Bim, sebut saja begitu.

“Bu terima kasih ya tadi sudah dibantu,” kata Bu Via.

“Iya, sama-sama,”

“ Bahasa Indonesia kok aneh gitu ya…,” katanya memulai pembicaraan.

“Aneh bagaimana Pak?” Saya balik bertanya.

“Itu tadi saya dengar resiko ditulis risiko, seksama ditulis saksama, repot bener,” katanya.

“Kalau diucapkan sih memang boleh resiko, tapi kalau kita tulis ya harus risiko, Pak,” kata saya menjelaskan.

“ Kalau kata iklas, bagaimana?” Tanyanya.

“I-k-h-l-a-s,” jawab saya.

“Ada huruf h-nya?

“Iya,”

“Lho kok bisa begitu,”

“Ya memang begitu,”

“Kalau saya tulis iklas memangnya tidak boleh ya,”

“Boleh kalau konteksnya dalam dialog, tapi untuk tulisan resmi yang kita munculkan yang ada h nya,”

“Tapi aku suka iklas, “ katanya

“Saya juga Pak…bahkan terus berusaha untuk iklas,” kataku setengah bercanda.

Pak Bim tersenyum.

“Satu lagi Bu, kalau kata antri, apa sudah benar?”

“Kalau ditulis seharusnya a-n-t-r-e,” jawab saya.

“Antre? Gak enak bener…,”

“Kalau Bapak… menyanyi lagu Indonesia Raya, mengucapkannya Indonesia apa Endonesia?”

“Suka-suka, kadang saya ucapkan Endonesia, kadang Indonesia,”

“Tapi kalau Bapak diminta menulis?”

“Ya pasti saya tulis Indonesia-lah Bu…,”

“Meskipun Bapak lebih suka mengucapkan Endonesia?”

Kali ini Pak Bim terdiam. Agak lama.

“Iya ya Bu…saya selalu menulis Indonesia.

“Mengapa Pak?”

“Karena tulisan yang benar ya Indonesia,…”

“Itulah Pak…boleh saja kita menuruti rasa suka kita pada suatu kata. Tapi dalam pengucapan. Karena memang tidak ada standar ucapan dalam bahasa Indonesia. Apalagi di Indonesia ini ada berbagai dialek, pasti ada perbedaan pengucapan kata. Nah, untuk mengatur itu kita punya standar baku tulisan. Standar baku tulisan diatur oleh Badan Bahasa,” jelas saya. Pak Bim mengangguk-angguk.

“Jadi yang ada standar tulis ya Bu?”

“Tepat sekali. Untuk ucapan boleh bervariasi…Bapak tetap bisa menyukai kata iklas…,”

Pak Bim tersenyum. Insyaallah itu tandanya beliau paham.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

heee betulll...kadang salah dalam penulisan atau arti yang dimaksud

13 Apr
Balas



search

New Post