EKSOTIKA BICAK (12): Dhalang Sapanyana?
OLEH: Khoeri Abdul Muid
Pada bagian terdahulu diceritakan, Ki Dhalang Sapanyana diperkenankan singgah di area kekuasaan gendruwo sungsang Kaki Robyong setelah berhasil menaklukkannya dalam adu debat. Dan, dalam kerangka persinggahan itu, diceritakan pula tertinggallah salah satu gamelan ajaib Ki Dhalang Sapanyana, berupa bendhe (perkusi) yang dikenal dengan nama Bendhe Ki Bicak.
Maka, konon, atas peristiwa tersebut wilayah atau desa itu disebut Desa Bicak. Oleh karena itu setelah menjawab misteri gendruwo sungsang, kemudian perlu memperjelas siapa itu Ki Dhalang Sapanyana?
Dilihat dari asal katanya saja memang nama Sapanyana sudah merupakan hal yang misterius lantaran berupa kalimat tanya, yang berarti siapa menyangka. Namun dalam jejak sejarah ala Jawa, yakni dalam Babad Pathi (K. M. Sosrosumarto & Dibyosudiro, Alih Bahasa: Yanti Darmono, Depdikbud, 1980: 47-57) ada sedikit keterangan tentang sosok yang disebut Ki Dhalang Sapanyana tersebut.
---“Ya, hamba yang bernama Sapanyana, saudara hamba yang tertua itu namanya Ambarsari, yang bungsu Ambarwati, sedangkan yang tengah: hamba. Kami tidak mempunyai tempat tinggal, tidak mengetahui ayah ibu, oleh karena itu sejak kecil (hamba) berkelana.
Adapun gamelan dan wayang yang bisa berbunyi dan berjalan sendiri itu pemberian dewa, ketika hamba pergi bertapa dengan kedua saudara hamba dibawah gunung Merbabu. Pada waktu itulah dewa memberikannya. Itu asal-muasalnya”…
Begitulah tutur Sapanyana kepada Dipati Paranggarudha sebelum pada akhirnya ia dituduh sebagai biang keladi kegagalan perkawinan putranya dengan putri Kerajaan Carangsoka, lantaran dianggap merebut hati mempelai wanitanya.
Sehingga ia terpaksa melarikan diri dan masuk DPO (Daftar Pencarian Orang). (Soal ini silahkan baca Serat Babad Pathi selengkapnya).
Adapun rute pelarian Ki Dhalang Sapanyana menurut Serat Babad Pathi tersebut ialah dari kerajaan Carangsoka, kemudian berturut-turut menuju daerah Lubaya, Runting, Sumur Gumuling, Banthengan, Tegal Amba, Majasemi dan kembali lagi ke Carangsoka (tidak ada keterangan melalui daerah kekuasaan Kaki Robyong Bicak, ataukah mungkin karena daerah itu belum bernama?).
Selanjutnya, masih menurut Serat Babad Pathi, bahwa setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Paranggarudha, Ki Dhalang Sapanyana dijadikan patih Kerajaan Pesantenan (abad XIII M?) yang konon merupakan penyatuan dari Kerajaan Carangsoka, Majasemi dan Paranggarudha, mendampingi Raja Adipati Kembangjaya alias Jayakusuma.
Dalam hal melegitimed cerita tutur Bicak, ada scound opinion soal rute pelarian Ki Dhalang Sapanyana, yang menurut saya mirip lakon kethoprak karangan (othak-athik-mathuk) saja. Katanya, Ki Dhalang Sapanyana lari dari Paranggarudha (ngGoda) melawati yang meninggalkan jejak beberapa desa.
Pertama, Sela Natah, karena batunya tertatah, kemudian ke Sadang, karena pangannya sudah di cadang. Kemudian, lari ke Mudal, itu diudhal-udhal, seterusnya ke Karang Musa, yang dikarang hanya musuh. Hingga akhirnya sampai di Bicak, karena tanahnya diicak-icak (diinjak-injak). Selanjutnya lari ke Wukirsari, sarinya sudah akhir berikutnya ke Kethileng, karena kethu-nya hilang, terus ke Jabalekat (barat Todanan) karena saking jauhnya. Itu scound opinion yang sangat wajar dalam suatu cerita tutur.
Selanjutnya, yang lebih urgen, dalam konteks cerita tutur terjadinya Desa Bicak itu adalah selain perlunya mengkritisi Ki Dhalang Sapanyana sendiri, juga perlunya mempertanyakan logika yang mengorelasikan Ki Dhalang Sapanyana dengan bendhe Ki Bicak.
Dalam konstalasi arah data yang ada, bukankah akan lebih bermakna mencoba menelisik cikal bakal bendhe Ki Bicak dengan Ki Bicak, misalnya?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar