Khoeri Abdul Muid CAH PATI

Redaktur Penerbit MDI (Media Didaktik Indonesia). Alumnus IKIP NEGERI YOGYAKARTA dan UNNES SEMARANG. Pernah mengajar di SMA TARUNA NUSANTARA MAGELANG. Sekarang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Yuyu Kangkang dan MoU Para Kleting
Tamantirto.bloger

Yuyu Kangkang dan MoU Para Kleting

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada kisah lisan (dongeng) yang sangat populer, yang karena sifat kelisanannya mengakibatkannya bervarian, yaitu Ande Ande Lumut. Diduga kisah ini berasal dari era Majapahit (Wikipedia). Ada dua tokoh protagonis utama dalam kisah ini, yakni Ande Ande Lumut dan Kleting Kuning. Sementara di sudut antagonis, juga ada dua tokoh utama yang tak kalah serunya, ialah Kleting Non-Kuning dan Yuyu Kangkang.

Kenapa mendongeng?

Serpihan cerita di pinggiran banjir yang kulihat, menginspirasiku memperspektifkan dongeng Ande Ande Lumut untuk mencermatinya. Karenanya, izinkan aku sedikit mendongeng sembari mengingatkan para pembaca yang telah mengenalnya. Tapi, jangan ketiduran, loh... dan, tentu saja sesuai versi aku, dunk. Dongeng khan akronim dari dipaido ora mengeng (Jw), didebatpun tidak mempan. Jadi dongeng secara substantif memang memberi otoritas penuh pada penuturnya. He he.

ANDE ANDE LUMUT

Al kisah. Ande Ande Lumut si perjaka sopan, ganteng, borju, dan anak pejabat itu, mendeklarasikan diri sedang mencari pendamping hidup (istri) dan siap untuk diunggah-unggahi atau dilamar, ---dalam sistem komunitas patrilenial, lelaki dimungkinkan untuk dilamar. Dan, ritual itu disebut diunggah-unggahi (Jw). Maka, bejibun gadis yang me-regristrasi dan request, termasuk Kleting bersaudara.

Rumah Kleting bersaudara dengan kediaman Ande Ande Lumut terpisah oleh sungai besar. Tentu saja untuk sampai ke kediaman Ande Ande Lumut harus menggunakan jasa penyeberangan. Kleting Non-Kuning,yaitu Kleting Merah, Biru, Hijau, Ungu, dan sebagainya...termasuk juga Kleting Pink, karena sangat berambisi diperistri Ande Ande Lumut, berangkat duluan, meninggalkan si Kleting Kuning, ---di samping sehari-harinya memang mereka sudah membencinya, jealous, cemburu karena kecantikan, keanggunan dan kesantunannya.

Singkat ceritera, sampailah Kleting Non-Kuning bersaudara di tepian sungai itu. Galau karena tidak bisa menyeberang. Dan, tiba-tiba muncullah Yuyu Kangkang si penjaga sungai menawarkan jasa penyeberangan dengan harga “mahal”, sekali dayung sekali cium. Tapi, merekapun pilih pilihan terburuk dari sekian pilihan, yakni bersepakat dengan MoU (memorandum of understanding)itu. Dan, Mou bengal itupun dieksekusi. Sampailah Kleting Non-Kuning di Kediaman Ande Ande Lumut.

Sementara itu, Kleting Kuning yang sedari mendengar pengumuman itu kurang tertarik karena sejatinya hatinya telah tertambat pada seseorang perjaka pujaannya yang karena sesuatu terpisahkan tidak tau di mana tempat mkekasihnya itu. Akan tetapi oleh si burung bangau temannya yang notabene jelmaan malaikat utusan Tuhan, menyarankan agar Kleting Kuning mengikuti saja ritual me-ngunggah-unggahi itu, dengan catatan Kleting Kuning memakai make-up yang beraroma tidak enak (tinja). Maka take-of lah Kleting Kuning.

Sesampai tepi sungai itu, ia juga sempat galau melihat lebar dan besaran ombak derasnya . Dan, seperti biasa, Yuyu Kangkang yang doyan perempuan cantik dan matree itu segera menghampirinya. Kleting Kuningpun bernegosiasi agar Yuyu Kangkang bersedia menyeberangkannya dengan harga wajar dan tidak bersyarat neko-neko, syukur-syukur kalau jasa penyeberangannya yang menyangkut human interest bahkan semi-semi darurat ini bernuansa kemanusiaan. Namun, boro-boro Yuyu Kangkang mau menyeberangkan dan menuruti nasihatnya. Maka, angslup berselam kembalilah si Yuyu Kangkang sambil berkata, “Sorry lah yaw, Tingkun (Kleting Kuning).... Kita tak se-MoU, apalagi baumu tinja!”

Bluss. Makin galaulah Kleting Kuning. Namun, lagi-lagi Tuhan, lewat si bangau, datang memberi pertolongan. Diberilah Kleting Kuning sebatang tongkat untuk dipukulkan ke sungai, dan terbelahlah jalan lapang menuju ke kediaman Ande Ande Lumut, yang belakangan diketahui ternyata adalah kekasih lama si Kleting Kuning sendiri. Maka dalam proses seleksi ritual ngunggah-unggahi itu, diterimalah si Kleting Kuning, karena pertimbangan kesetiaan dan moralitas yang dibuktikan dengan keorisinilan atau kevirginitasan. Sementara itu, akhirnya, para Kleting Non-Kuning bersaudara yang kegatelan dan murahan menyerahkan kevirginitasannya itupun ditolak mentah-mentah oleh Ande Ande Lumut dan kecewalah mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dongeng belum selesai ya pak..ande2 lumut blm.ktemu klenting kuning...nunggublanjutannya pak

17 Dec
Balas

He he.... tau z mb tri

17 Dec

Blm bs tdr.. mending ndongeng jeng...hhh

17 Dec
Balas

Seru juga dongengnya...

17 Dec
Balas



search

New Post