Khoirun Nisak

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAKSO KUDA

BAKSO KUDA

Minggu ini sepertinya saya akan di rumah saja, menikmati koleksi buku yang belum terbaca. Siapa sangka mungkin bisa menambah inspirasi baru untuk menghasilkan buku yang lain. Sambil melepas lelah, membaca sambil ditemani alunan musik syahdu sepertinya menjadi nikmat dunia tersendiri. Eeee ternyata ada yang terlupa. Hari ini saya harus ngenterin Umi ke bandara.

Mesti bangun lebih pagi ini kayaknya. “ Adek, Mas…ayo bangun. Ayooo kita nganterin umik ke bandara. Hayuuk cepet bangun, tar umik kesiangan.” Shubuh itu saya kembali melakukan sidak bangun pagi meskipun hari minggu. Yang biasanya, anak-anak dan ayahnya boleh bangun agak siangan. Tapi tidak hari ini. Jam 5 kita sudah harus sampai bandara.

Jadilah semuanya agak kesiangan. Setelah semuanya beres. Lhoooo, kok jadi saya yang belum siap. “ Bun, yho opo kok tambah kari.” (Bun, kok malah ketinggalan) papacu tercinta mulai ngomel, liat saya bahkan belum mandi. Ha..du..du… “Ok, ok…segera.”

Sampainya di bandara, masih pagi ini umik nggak bakalan terlambat. Ku telepon adik untuk menjemput Umik di depan pintu keberangkatan domestik. Tak lama kemudian, Diva muncul dari pintu keluar masuk karyawan. Sampai di sini lega sudah. Pekerjaannku selesai, selebihnya kupasrahkan pada adik, untuk check in dan lain sebagainya. Segera saya berpamitan dengan umik yang hendak ke Bali mengunjungi adik yang tinggal di sana.

Dalam perjalanan pulang, Adik Azzam jagoan kecilku nyeletuk “ Yah, Ayo Jalan-jalan yah..” kukatakan “ Di rumah saja lho, istirahat.” Tapi sepertinya, dari keempat anggota yang tersisa, hanya saya yang setuju tidak jalan-jalan. Akhirnya saya pun menuruti kesepakatan bersama. “ Mau ke mana?” Tanyaku kepada anggota keluarga yang lain. “Wes nang giri ae.” Kata papacu. Sudah cukup lama memang kami tidak berkunjung ke sana. Makam Sunan Giri.

Kami sepakat untuk mengenalkan ke anak-anak, tentang amaliyah ke-NU-an sejak dini. Salah satunya dengan kegiatan ziarah wali, dan apa saja yang dilakukan di sana. Sekalian memberikan pemahaman bahwa, kita tidak berdoa pada jenazah melainkan tetap kepada Allah SWT. Sekaligus mengenalkan konsep tempat-tempat yang mustajabah. Kesannya sulit, tapi ini hanya kami gunakan sebagai pembiasaan ringan dulu, berbasis tamasya keluarga. Selebihnya, muatan yang lain akan kami masukkan perlahan sesuai usia mereka nantinya.

Sepulang dari kegiatan ziarah tersebut, sepertinya cacing-cacing di perut sudah mulai protes. Sudah waktunya diisi dengan sesuatu. “ Makan apa bun.” Pandangan saya, kok tertuju pada bakso yang berukuran besar yang mangkal di depan areal parkir. “ Kita menikmati bakso itu yuuk.” Pintaku. Papacu pun segera mengiyakan. Bersyukur punya suami yang sabarnya nggak ketulungan. Oke fokus pada makan siang.

Hidangan bakso itu sih biasa saja, sama seperti bakso-bakso jumbo lainnya. Tapi, ada sesuatu yang membuat hidangan bakso ini menjadi beda. Aroma khas dari mahluk Allah yang luar biasa…

Iya, kuda. Menikmati bakso kuda. Makan bakso ditemani kuda. Bagaimana menurut anda semua, Sensasinya itu lhoooo nggak kebayang. Itu kuda tiba-tiba mangkal aja di situ, waktu semangkuk bakso sudah dihidangkan di atas meja. Aromanya itu…Haddduuuuh. Selamat menikmati bakso kuda.

@ Makam Sunan Giri

Gresik, 9 April 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post