Kholipah

Kholipah kelahiran Pemalang 10 April 1976, Saat ini menetap di kota Ukir Jepara, bumi kelahiran seorang pajuang perempuan yang gigih "Kartini". Ibu dari dua ora...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ada Tanggung Jawab di Dalam Almari
Ilustrasi sahabatnesia

Ada Tanggung Jawab di Dalam Almari

Ada Tanggung Jawab di Dalam Almari

Oleh: Kholifah

Sesekali coba perhatikan almari kita, ada berapa lusin pakaian yang kita miliki, penuh sesak dan kita terus menjejali almari, bahkan rela membeli almari kembali dengan alasan almari tidak muat.

Seragam dan lagi-lagi seragam, almari penuh dengan seragam, sebagai seorang yang bekerja di lingkungan pendidikan, seragam harian senin sampai sabtu sudah berbeda, untuk hari besar berbeda, lingkup guru semapel juga seragam.

Di kehidupan sosial kita juga tidak lepas dari seragam, seragam alumni SD, Alumni SMP, Alumni SMA, Alumni kuliah, pengajian lebih parah seragam pengajian lebih moncer daripada ngajinya. Hingga klub ngerumpipun berseragam.

Pada dasarnya ada niat baik saat kita menyeragamkan pakaian pada satu event maupun instansi sebagai bentuk kebersamaan hingga mudah dikenali identitas personal, kegiatan maupun instansi dan menghindari persaingan dalam berpakaian. Namun tujuan berseragam mengalami pergeseran yang sangat dahsyat.

Manusia semakin terjebak pada sifat hedonis berlomba-lomba pada gaya hidup mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Membentuk gap sosialita untuk menghibur dan mencari hiburan pada mereka yang merasa kalangan ekonomi atas. Dresscode selalu menjadi sorotan nomor satu. Berimbas pada mereka yang terbatas, meniru tanpa mengukur kemampuan mereka.

Telah diberitakan sebuah fakta yang sangat mencengangkan, ratusan mahasiswa di perguruan tinggi ternama, terjebak pinjol untuk memenuhi gaya hidup mereka yang serba instant.

Sebagai seorang muslim kita tahu ada pertanggung jawaban yang akan diminta Allah SWT pada setiap lembar pakaian yang kita miliki, jangan biarkan dia menggantung tanpa arti. Menumpuk hingga lapuk padahal masih sangat bisa dimanfaatkan

Bencana yang datang bertubi-tubi di negeri ini, menjadi salah satu jalan kita untuk berbagi, jadikan pakaian yang kita punya memberi makna pada mereka yang membutuhkan tentu saja pakaian yang layak dikenakan. Sehingga kelak pakaian itu bersaksi di hadapan Allah SWT bahwa sipemilik memanfaatkannya untuk kebaikan. Bukan menjadi bara api

Fatimah Az-zahra sosok yang sangat dekat dengan Rasulullah, merupakan salah satu wanita utama yang sudah dijamin sebagai penghuni Surga oleh Allah SWT bisa kita jadikan teladan dalam berpakaian.

Wanita cerdas dengan keseharian sangat sederhana, pakaian yang dikenakan memiliki tambalan hingga 12. Kita tidak bisa meniru total seperti beliau, paling tidak kebersahajaan beliau menjadi acuan kita seorang muslimah dalam berakhlak dan berpakaian

Allah itu indah dan menyukai keindahan tapi tetaplah sesuai jalur yang diajarkan Rasulullah, termasuk dalam berpakaian.

Pojok inspirasi, 6122022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post