Cinta Yang Terbaik
Cinta Yang Terbaik
Oleh: Kholifah
“Kamu mau kemana Ratih di sini saja!” Riri masih memegangi tangan Ratih. Pelan-pelan Ratih melepaskan tangannya. Tatapannya beralih antara Riri dan Reza.
“Kalian sepertinya butuh bicara, nanti aku temui kamu sekitar satu yang akan datang” Ratih menatap Riri sambil tersenyum, anggukkan kepalanya mempertegas yang dia lakukan. Akhirnya Riri mengalah membalas senyum Ratih yang sangat pengertian. Ratih berjalan meninggalkan Riri dan Reza dalam suasana serba canggung.
Reza meminta izin untuk duduk di kursi depan Riri, dengan gelagapan Riri mempersilahkan Reza duduk.
“Apa kabar, Nok Ayu” sapa Reza yang membuat pipi Riri memerah. Lagi-lagi panggilan itu terdengar mengalun indah, mengaduk rasa Riri dan membuatnya terbang ke pusaran masa lalu. Riri termangu hingga Reza menyadarkannya dari lamunan. Geragapan menjawab panggilan Reza.
“Nok Ayu, kuliah di sini?” Riri tidak langsung menjawab pertanyan Reza, sebaliknya malah ganti bertanya.
“Mas, juga kuliah di sini?” Reza mengangguk, tatapan matanya lekat, membuat Riri menjadi jengah. Riri menceritakan jika dia sudah di semester tiga, tahapan awal membuat tesis sudah mulai dia jalani. Ternyata Reza juga dalam hal posisi yang sama. Rasa canggung mereka mencair. Ada beberapa diskusi tentang mata kuliah dan dosen yang mereka anggap tidak menyenangkan.
Ratih nampak muncul tepat satu jam dari kepergiannya, baru kali ini ada rasa sebal melihat kedatangan Ratih. Namun buru-buru Riri tepis semua pikiran yang mendadak penuh dengan Reza. Kenangan dirinya dengan Reza terus menyeruak di benak Riri
“Ayo, kita pulang hari sudah siang. Maaf mas Reza,” Ratih jadi sok kenal menyebut nama Reza yang dia dengar saat Riri terkejut tadi. Reza tertawa kecil melihat sikap Ratih.
“Saya bisa berkenalan dengan Bu siapa, ya?” Ratih melotot mendengar pertanyaan Reza. Reza bingung melihat perubahan sikap Ratih.
“Kapan aku menikah sama Bapakmu mas Reza, panggil ba bu” sontak saja Reza sama Riri tertawa ngakak melihat Ratih protes dipanggil Bu, oleh Reza. Mereka pamit. Riri bergelung memori yang seolah tersibak lebar sepanjang perjalanan pulang.
Riri dan Reza berpisah tiga tahun lalu, setelah Reza pamit untuk menikah. Hancur sebetulnya hati Riri saat itu, namun seiring waktu Riri bisa menerimanya. Husnuzon dengan rencana terbaik yang Maha Kuasa untuk dirinya. Sehingga dia menjalani hari-harinya lebih nyaman.
Namun kenapa pertemuan kali ini ada setitik bahagia muncul pada diri Riri, padahal dia sudah tahu betul status Reza. Tangan Riri di kibaskan di depan wajahnya sambil memejamkan mata. Ratih memperhatikan polah sahabatnya yang sangat aneh hari ini.
“Kamu kenapa, Ri?” Riri hanya menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Ratih.
Bersambung
Jepara, 27 Agustus 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar