#PendidikanGuruPenggerak

Kasus 9

Obat untuk Ibu

Oleh: CGP_Khususiatul Ubudiyah_Kabupaten Subang

Seorang perempuan bernama Rina kebingungan karena ibunya menderita penyakit yang belum ada obatnya. Ternyata, anak angkat ibunya yang bernama Ihsan, bekerja di laboratorium obat, memiliki 9 botol sampel obat tersebut. Hanya saja, obat tersebut masih dalam uji coba. Semula Ihsan tidak berniat memberikan obat tersebut. Namun, saat dikonfrontir Rina, ia juga tidak menyangkal kalau obat tersebut memiliki khasiat menyembuhkan penyakit yang diderita ibunya Rina, orang yang membesarkan dan menyekolahkannya. Ihsan mengalami situasi bujukan moral, antara berpegang teguh pada aturan dengan membiarkan ibunya Rina tidak sembuh, atau memberikan obat yang masih uji coba tersebut karena tahu ada khasiatnya, dan juga ibunya Rina orang yang berjasa dalam hidupnya. Berikut ini analisis studi kasus, jika saya berposisi sebagi Ihsan.

1. Apa keputusan yang Anda ambil?

Menolak permintaan memberikan obat yang masih dalam masa uji coba, merupakan beban berat terutama karena pasien adalah seorang ibu yang meski bukan ibu kandung, tapi berjasa menyekolahkan sampai menempati posisi ini. Namun, memberikan obat tersebut juga bukan pilihan bijak, mengingat obat tersebut masih tahap uji coba. Akan tetapi, saya juga tidak menyangkal akan khasiat obat yang belum dipubilkasikan karena masih uji coba tersebut. Apalagi mengingat jasa pasien, saya pun akan tidak keberatan menyelamatkan nyawa orang yang berjasa pada saya. Namun, obat ini masih dalam masa uji. Belum tentu juga bisa berhasil. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka kesalahan mutlak berada di pundak saya. Ada pilihan yang bisa saya ambil, yakni investigasi opsi trilema. Opsi di luar dari dua pilihan yang sudah ada. Saya menemukan cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Yakni, memutuskan membantu pasien, tetapi ada hal lain yang harus saya lakukan.

2. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Sudah jelas bahwa obat itu masih dalam uji coba. Jika diberikan pun belum tentu bisa membantu mengobati, bahkan mungkin saja malah berakibat fatal. Yang ada malah mendapat sangsi karena membahayakan jiwa manusia dan menyalahgunakan wewenang demi keluarga.

3. Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.

a. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut?

Saya (Ihsan)

c. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut?

1) Pasien adalah orang yang berjasa dalam hidup

2) Saya memiliki obat

3) Obat tersebut masih dalam masa uji coba

d. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

1) Uji Legal

Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebu?

Jawab: Ada

2) Uji regulasi

Apakah ada pelanggaran-peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?

Jawab: Ada

3) Uji intuisi

Apakah ada yang salah dengan situasi ini?

Jawab: Ada yang salah dengan situasi ini.

4) Uji publikasi

Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Jawab: Ada rasa tidak nyaman jika masalah ini dipublikasikan

5) Uji panutan/idola)

Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Jawab: Idola saya adalah pasien yang sedang sakit. Beliau pasti tidak menginginkan saya melakukan hal yang bertentangan dengan aturan meskipun untuk menyelamatkannya.

e. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Jawab: Paradigma kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

f. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?

Jawab: Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

g. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilema)?

Jawab: Ada

h. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Jawab: Saya akan mencoba menyelamatkan pasien menggunakan obat yang masih dalam uji coba, namun saya akan melakukannya dengan cara legal, yakni dengan meminta izin dari atasan saya, dan menjadiikan pasien sebagai orang yang diuji coba akan khasiat obat yang sedang diteliti. Tentu dengan izin dari keluarga pasien dalam hal ini Rina anaknya yang begitu keras mempertanyakan ketiadaan saya membantunya padahal saya memliliki sampel uji coba obat, dan sejauh ini obat itu memiliki khasiat.

i. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Jawab: Keputusan ini memang memerlukan perjuangan karena izin tak akan mudah diperoleh. Namun, ini layak dicoba. Jika mendapat izin pun, belum tentu berhasil menyembuhkan. Namun, kondisi tersebut jika terjadi pun tak akan ditimpakan ke pundak saya beban kesalahannya. Malah Rina anak kandung pasien pun akan berterima kasih karena saya sudah mencoba menyelamatkan ibunya dengan fasiltas yang saya miliki meskipun hasilnya belum tentu sesuai harapan.

Catatan:1. Menurut penulis, kesembilan langkah itu semua sama pentingnya.2. Langkah lainnya yang bisa dilakukan adalah komunikasi efektif dengan berbagai unsur yang berkepentingan.