Khuswatun Khasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengajarkan Menulis Puisi Itu Mudah

Mengajarkan Menulis Puisi Itu Mudah

Mengajarkan Menulis Puisi Itu Mudah

Apakah menulis puisi itu susah? Jika pertanyaan itu dilontarkan kepada guru-guru Bahasa Indonesia, tentu mereka akan menjawab “menulis puisi tidaklah susah”. Tapi bagaimana jika pertanyaan itu ditanyakan kepada siswa? Sudah pasti mereka akan serempak menjawab “sangat susah”.

Guru sebagian besar hanya mencontohkan puisi yang bagus tanpa mengajarkan bagaimana cara menulis puisi yang bagus. Saya yang berprofesi sebagai guru juga pada awalnya merasa kesulitan untuk mengajarkan menulis puisi kepada siswa. Ketika siswa diberi tahu akan belajar menulis puisi, mereka pasti mengeluh dengan mengatakan bahwa mereka tidak bisa menulis puisi. Bahkan ada siswa yang melontarkan sebuah pertanyaan yang kemudian menjadikan saya berpikir “apa untungnya kita menulis sebuah puisi? dan mengapa menulis puisi itu susah?”

Saya kemudian mencoba mencari jawaban yang tepat agar siswa tersebut puas dengan jawaban yang saya berikan. Saya bercerita mengenai sastrawan-sastrawan Indonesia yang sukses berkat kreatifitasnya dalam menulis puisi. Selain itu, saya pun mengatakan kepada siswa tersebut bahwa saya akan membuatnya bisa menulis puisi dalam waktu kurang dari dua jam pelajaran.

Langkah pertama yaitu memotivasi siswa telah berhasil saya lakukan. Selanjutnya, saya memerintahkan semua siswa untuk keluar kelas. Mereka dibimbing untuk mengamati keindahan alam sekitar sekolah. Setelah kira-kira 15 menit, semua siswa kembali masuk kelas. Saya kemudian meminta mereka menuliskan sesuatu yang mereka amati selama berada di luar kelas.

Salah satu siswa menyebutkan “Pohon Kelapa” sebagai objek yang diamatinya. Saya lalu menuliskan di papan tulis “Pohon Kelapa”. Selanjutnya saya bertanya kepada siswa lain mengenai sifat yang dimiliki, misalnya:

Bagaimana ukurannya?

Apa manfaatnya?

Apakah semua orang membutuhkannya?

Pertanyaan ini diberikan agar siswa terarah, terbimbing, dan tergali pengetahuannya. Semua jawaban siswa saya tulis di papan tulis.

Saya kemudian membimbing untuk merangkai dan memberi jiwa serta estetika pada kalimat-kalimat tersebut. Misalnya judul Pohon Kelapa saya ubah menjadi Nyiur Hijau kemudian sajaknya “Batangmu tinggi semampai, daunmu panjang melambai-lambai”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post