Kiki Nurul Fajri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MATA-MATA PAYAH

Kalau sudah penasaran, apa saja dilakukan untuk mengetahui kebenarannya. Pun halnya denganku.

Sore ini aku menjadi mata-mata, wah menyenangkan sekali rasanya. Menegangkan dan merasa sedang uji nyali. Memantau setiap gerakan target dari jauh dan mengetahui apa yang selama ini tidak ku ketahui.

Yup.. sore ini aku ingin tahu alamat tinggal seseorang. Setelah sebelumnya kami bertemu dan berbincang, akhirnya tiba waktu untuk berpisah pulang. Setelah berpamitan aku berjalan dibelakangnya. Kami mengendarai motor masing-masing.

Tersirat pikiran aku ingin mengetahui apa yang selama ini ingin ku ketahui. Aku memutuskan untuk membuntutinya pulang selain karena aku ingin memastikan dia selamat sampai rumah karena sedang sakit aku juga akan mengetahui dimana rumahnya. Ya.. sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Akhirnya aku berhenti untuk menghilangkan jejak, membuat jarak dengannya dan membuat dia berpikir aku tak ada dibelakangnya. Aku membalik jaketku agar tak dikenalinya dan kemudia melanjutkan perjalanan. Wah.. dia sungguh lambat mengendarai motornya. Yup.. karena memang sedang sakit.. iba sekali rasa di dadaku melihatnya seperti itu.

Aku terus membuntutinya hingga tiba di rel kereta yang sedang berbunyi pertanda kereta akan lewat. Dibalik papan reklame aku melihatnya berhenti dibarisan depan dekat sekali dengan rel kereta itu. aku berhenti jauh dibelakangnya. Ku pikir dia akan menunggu kereta ternyata aku tertipu. Dia terus melintas menyebrang rel dan aku terjebak ditengah antrian kendaraan lain, jauh dibelakangnya.

Aku berpasrah diri, kesal dan merasa seperti ingin kutabrak semua kendaraan yang menghalangiku.

Beberapa menit kemudia kereta pun lewat. Aaarrrrgghhhh...

Kenapa kereta itu berhenti ditengah jalan..!! Aku geram sekali. Tertinggal jauh lah dengan orang yang ku buntuti. Kereta itu kembali melaju. Palang rel terangkat dan aku lamgsung menarik pedal gas ditangan kanan. Ku laju motorku dengan terburu-buru. Kucari dia, kususuri jalan yang biasa dia lalui setahuku.

Dan yuupp.. ku kehilangan dia..

Ku berhenti diwarung untuk membeli minum dan istirahat, berharap dia tertinggal dibelakang ku melalui jalan lain dan akan lewat. Setengah jam menunggu, logika ku berjalan bahwa tidak mungkin selama ini dia belum lewat.

Akhirnya aku memutuskan untuk menyusuri jalan lain yang menurutku memungkinkan untuk dilaluinya. Lagi-lagi aku kesal karena terlalu lambat mengambil keputusan. Kini aku benar-benar kehilangannya. Tapi aku tak kunjung menyerah. Terus ku susuri jalan itu hingga ujung. Jalannya terbagi dua dan aku tak tahu harus memilih yang mana.

Akhirnya aku menyetah berharap dia selamat sampai rumah. Ku hubungi ponselnya tak kunjung mendapat jawaban. Dan aku putar balik arah kembali ke asal ku. Cukup menyenangkan, melelahkan, namun hasilnya mengecewakan. Tak apa, Tuhan belum berpihak kepada ku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bun... Demi kepedulian terhadap teman sampai rela membuntutinya.. Semoga temannya selamat sampai tujuan.. Sukses dan salam kenal ya

15 Dec
Balas

Hehee aamiin Alhamdulillah Bun dia selamat, memberi kabar 2 jam setelah ku putar arah. Ternyata dia mampir ke klinik karena tidak kuat menahan sakit. Mohon doa untuk kesembuhannya.. terimakasih banyak sudah berkunjung

15 Dec



search

New Post