Petak Umpet
Hari kamis kemarin kegiatan disekolah agak menyita waktu hingga sore hari. iseng-iseng pulang sekolah aku mampir ke warung kopi dekat rumah, aku memesan segelas capucinno dan pisang bakar coklat keju. sambil menunggu pesananku datang tak sengaja mata ku menangkap bocah - bocah sedang bermain petak umpet di area parkiran motor. mereka berlari-lari sambil tertawa, tak jarang muncul perdebatan kecil dari mulut mereka. namun hal itu tidak mengurangi keasyikan mereka bermain bersama.
Begitu bahagianya mereka bermain tanpa mereka sadari ada pendidikan karakter yang mereka pelajari dalam permainan yang mereka lakukan. yaa ... dalam permainan petak umpet mereka bisa belajar berorganisasi dimana sebelum permainan dimulai mereka berembug memutuskan aturan dalam permainan mereka. saat permainan petak umpet dimulai ada karakter pantang menyerah untuk mengumpulkan teman-temannya yang sedang bersembunyi. dan pada saat permainan berakhir pun disitu ada pendidikan karakter saling menghargai, tidak individualis.
Petak umpet salah satu dari banyaknya permainan traditional di negara kita yang mungkin akan hilang tergerus oleh permainan modern yang ada pada gadget. Petak umpet permainan tradisional bagian dari Merdeka Belajarnya anak-anak kampung, Jika tidak diperkenalkan sejak dini dan terus dipertahankan maka semua itu hanya akan tinggal cerita masa lalu.
Catatan kecil
Bumi Serasi. 14/01/2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
Salam Literasi Bapak, terima kasih
Lebih cocok ke kolom daripada pentigraf. Belum dapat ruh pentigraf-nya. Perhatikan pula penulisan tanda baca, huruf kapital setelah tanda titik serta kaidah penulisan lainnya agar pembaca bisa nyaman menikmati tulisan yang dihidangkan. Sukses selalu dalam berkarya. Sudah saya follow ya Bu...
Siaaappp ... terima kasih bapak masukannya, sudah saya folback juga