Disuatu hari cuaca agak mendung, aku berdua sama suami bermain ke sahabat lamaku Fatmala namanya. Beliau baru datang dari Malaisia mengais rizki sebagai tenaga ahli terapi.

Anak gadis yang ditinggalkan di rumah mengurus kucing kesayanganny miumi dan maher mereka beri nama, warna coklat dan abu-abu dengan bulunya yang lebat dan menyenangkan.

Kamipun tertarik mencoba menggendongnya. Setiap kali ada orang yang datang kedua binatang itu bisa akrab dengan tamunya. Sesekali memandangiku seakan ingin berbicara denganku.

Kami berdua pulang dengan melambaikan tangan tetap kedua binatang tersebut memandangiku, sebetulnya apa yang ingin mereka ungkapkan dari tatap matanya.

Pada suatu malam ada kucing kampung yang menghampiri, keduanya pergi selama empat hari empat malam entah kemana. Sang pemilik kucing merasa kehilangan dan melapor kepada kami kalau miumi dan maher menghilang.

Kami terkejut dan khawatir atas kepergiannya. Kucoba mencaarikan dan bertanya barangkali ada yang melihatnya. Selama empat hari tak kunjung datang, mudah-mudahan tak terjadi apa-apa dengan mereka di luar sana.

Pada pagi yang mendung di bulan februari tepatnya, aku dapat telephon dari sahabatku kalau miumi pulang sendiri dengan tubuh kurus dan kusut .

Seperti biasanya pemiliknya memandikan menyabun dan menyamponi serta menghangatkan tubuhnya dengan alat penghangat seta memberinya makanan kesukaannya.

Sejak saat itu aneh dan ajaibnya miumi tidak pernah keluar dari rumah dan semakin manja serta akrab dengan pemiliknya. Sambil menunggu kepulangan si maher .