Sekolah sebagai Ujung Tombak Kesuksesan PSBB (Part 1)
Selama masa pandemi COVID-19 ini masyarakat mengenal istilah baru yaitu PSBB. PSBB merupakan kependekan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang sekolah harus mendukung PSBB. Selain mendukung PSBB program pemerintah tersebut, sekolah juga harus mendukung dan menjadi ujung tombak program PSBB yang lain yaitu gerakan Pelajar Sukses Berprestasi dan Berkarakter yang disingkat menjadi Gerakan PSBB.
Pendidikan Karakter merupakan upaya sadar dan yang disengaja, serta terprogram untuk menolong manusia agar mengerti, peduli dan bertindak berdasarkan nilai-nilai dasar etika (Prof. Arief Rahman Hakim, M.Pd). Pendidikan karakter di Sekolah harus dibangun sejak awal peserta didik dan orang tua memilih sekolah sebagai tempat belajar. Karakter positif yang dikembangkan di Sekolah merupakan Soft Skill yang berguna di lingkungan kerja dan lingkungan mereka tinggal.
Sesuai dengan Permendikbud No 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter melalui program PKK di antaranya nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Berdasarkan pengalaman penulis yang saat ini menjadi pendidik di SMK Wikrama, saya akan menjelaskan beberapa nilai karakter sebagai gambaran pelaksanaan PPK di sekolah.
Karakter Religius. Nilai-nilai religius dapat diterapkan di sekolah melalui kesungguhan sekolah menyusun, menjalankan dan mengevaluasi program akhlak mulia melalui kegiatan pembiasaan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Program tersebut harus terintegrasi dengan mata pelajaran pendidikan agama dan terpantau oleh Gurunya.
Karakter Jujur. Pembiasaan karakter jujur dilatih sejak awal peserta didik masuk di sebuah sekolah. Sejak awal mereka dilatih untuk berkata dan berbicara positif, berbicara baik dan jujur merupakan pembiasaan yang dibangun untuk peserta didik agar terpilihara ucapan dan perbuatannya.
Karakter Disiplin. Nilai karakter ini dapat diterapkan di sekolah dengan program pembiasaan yaitu peserta didik dibiasakan memiliki kesadaran yang tinggi mengenai manajemen waktu. Pembiasaan ini melalui datang tepat waktu, sholat berjamaah, dan didukung dengan jurnal monitoring sebagai alat bantu pengawasan kegiatan rutin dan pembiasaan disiplin diri.
Karakter Peduli Lingkungan. Karakter ini dapat diimplementasikan di sekolah dengan menerapkan pembiasaan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Peserta didik dilatih dengan pembiasaan seperti menjaga kebersihan lingkungan, bersih dalam ucapan dan bersih pikiran sebagai bagian dari budaya sekolah. Tujuan penerapan karakter ini, menjaga tubuh, lingkungan dan pikiran untuk tetap sehat dan bersih.
Karakter Peduli Sosial dan Bertanggung Jawab. Kedua karakter ini dapat diterapkan melalui konsep berjamaah. Pembiasaan bekerja sama, bergotong royong, dan berempati yang tinggi dibudayakan pada kegiatan sehari-hari baik di lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat . Kegiatan belajar kelompok, kegiatan piket, kegiatan kerja bakti, dan kegiatan sosial dengan warga sekitar membantu peserta didik memiliki kepekaan yang tinggi terhadap sesama.
Karakter Kreatif. Karakter ini diperoleh peserta didik melalui tugas yang diberikan oleh guru. Guru memberikan rasa percaya diri dan melatih kreatifitas peserta didik melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan kompetisi, kegiatan riset dan analisis, kegiatan ekstrakurikuler, bermusik, dan kegiatan yang lain.
Karakter Menghargai Prestasi. Karakter ini dapat dikembangkan dengan pembiasaan pemberian reward kepada peserta didik untuk setiap keberhasilan atau prestasi mereka sekecil apa pun.
Sekolah harus terus berupaya dan konsisten dalam mengembangkan sekolah berkarakter untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam kompetensi dan akhlaq sehingga gerakan Pelajar Sukses Berprestasi dan Berkarakter (PSBB) sukses dijalankan di sekolah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren pisan,,, semoga semua lembaga pendidikan bersinergi melakukan hal yang sama,,, Insya Allah hasilnya pasti luar biasa,,, Sukses selalu
Terima kasih Pa Burhani. Salam dari Garut.Aamiin
Keren Pak..lanjutkan..
Siap bunda
Kereennn Bund. Terima kasih berbaginya, salam santun dari Sukoharjo Jateng.
Hallo bunda Dwi. Saya Bapak ya bun. Terima kasih .
Keren pa
Terima bunda Yolla..Semoga bisa istiqomah.
*terima kasih
Mantul pak, sukses terus untuk wikrama
Kharakter anak di tingkat SMP, biasanya sudah terbentuk. untuk mengubah atau meluruskan, berat sebenarnya, tetapi walaupun kecil dan sedikit, dengan usaha terus menerus, Semoga saya bisa mewarnai pribadi siswaku dengan kharakter mulia. terimakasih ilmunya Pak.
Terima kasih bu Nunik
Betul bu. Siswa SMP adalah usia pembentukan karakter plg penting
Informasi menarik, betapa penting menanamkan karakter bagi siswa sebagai generasi penerus bangsa
Iya bu alhamdulillah semoga kami pada guru sllu istiqomah. Terima kasih. Salam dari Garut