CINTA TERLARANG 7
CINTA TERLARANG 7
#Hari ke-87
#Tantangan-Gurusianah
Oleh:Kun habibah
“Astaqfirlloh,tadi aku belum sholat dhuhur” Sembari ku beranjak dari rebahanku ,kutinggalkan flm india yang lagi seru-serunya ,yang sempat bisa melepas kepenatanku sehabis pulang dari sekolah.Aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan melaksanakan sholat dhuhur yang belum ku jalankan .
“Jamaah ya satna “seru mas Wahyu padaku, sembari ia memasang sarungnya yang habis diambil dari lemarinya.
“Nggak ,Mas Wahyu duluan aja wis”Pintaku pada mas wahyu sembari aku menuju kekamar mandi yang berada dibelakang tepat bergandeng dengan ruang dapur.
Tak lama kemudian aku sudah selesai mandi dan mas Wahyu juga nampak sudah kembali menikmati acara di televisi Mancing Mania.Selesai melaksanakan sholat dhuhur ,sengaja aku tidak bergabung menikmati acara televisi dengan mas Wahyu ,ku abaikan flm india, yang kulihat waktu rebahan tadi ,aku langsung menuju kedapur ,kulihat masakan nampak tetap seperti tadi pagi .Lauk tahu, tempe dan dadar telur ,sepertinya ibu tidak menambah masakan lagi.Melihat makanan ,sepertinya aku tidak nafsu untuk makan siang ,mungkin memang belum benar terasa lapar karena waktu disekolah baru makan jam istirahat kedua.
“Bima kok tidak di jemput mas”Aku sampai nyadar kalau Bima belum pulang dari sekolah.Memang pikiranku sedang kalut dengan apa yang ku alami saat ini.
“Tadi Bima pesen kalau ada les disekolahnya, dia pulang jam 3.00 wib.”Jelas mas Wahyu.
“oo ,itu uda kurang seperempat jam tiga ,mas” Aku mengingatkan mas Wahyu untuk menjemput Bima di sekolahnya.Mas Wahyu bergegas beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan acara televisi Mancing mania yang dilihatnya dan iapun berangkat dengan sepeda motornya.
Ku alihkan cenel televisi ,ternyata flm india yang tadi kulihat sudah berakhir dan sudah berganti acara yang lain,karena tidak menarik aku putuskan untuk mematikan televisi itu .
Terdengar bunyi televon dari arah kamar ,ternyata maduku yang selama ini disembunyikan dari suamiku berusaha menghubungi mas Wahyu lagi. ,detak jantungku mulai tak beraturan ,berdetak kencang ,darah panas mengalir berpusat didada menembus tulang punggung bagian belakang .Aku berusaha untuk menguasai emosiku ,dengan berkali- kali mulutku beristiqfar ,menghela nafas panjang ,sembari ku angkat televon yang berkali-kali berdering karena tidak segera ku angkat handphone itu.Dengan tangan bergetar ,aku angkat televonnya .
Dengan segala kekuatan ,aku berusaha berbicara sebijak mungkin meski harus bergelut dengan rasa yang tidak bisa diungkap oleh kata-kata .karena sesama wanita pasti mempunyai rasa yang sama.
‘Hallo ,ada apa mbak,nampaknya mbak ini masih saja nggak ngerti ya ,saya sudah bilang tinggalin mas Wahyu ,mbak kan sudah tahu kalau mas wahyu sudah punya anak dan istri ,kenapa siih kok ngak ngerti -ngerti”aku menyapa dulu dalam percakapan lewat telepone itu.
“Mana Mas wahyu?.aku akan meninggalkan mas Wahyu kalau ia mau menceraikan aku didepan ibuku”. Jawaban yang membuat aku semakin sesek dada ini ,terasa tersumpal batu panas, menusuk, menembus tulang rusuk ,remuk, hancur berkeping-keping.Sesekali kuiringi istiqfar dalam batinku, menguasai emosi melawan rasa sakit itu.
Tak lama Mas Wahyu datang bersama Bima ,sengaja telepon itu tak kumatikan ,aku ingin bagaimana Mas Wahyu menyikapi hal ini.Aku langsung meminta ke Bima anakku untuk bermain , meninggalkan aku dan mas wahyu karena ayah dan ibu ingin berbicara penting.Setelah berganti baju , Bima langsung kedapur untuk makan siang dan kemudian ia beranjak kerumah saudara yang bersebelahan dan kebetulan satu kelas .
“Siapa yang televon?” tanya mas Wahyu dengan wajah sedikit cemas, tapi nampaknya ia berusaha menghilangkan kecemasan itu.
“Ayo mas, selesaikan ini dengan baik-baik ,akhiri salah satu diantara aku atau dia”. Seruku padanya dan telepon itupun belum kututup.
“Apa-apaan ,pokoknya aku tetep gak akan ngomong tentang ini”Aku hanya menghela nafas panjang.Entah kenapa Mas wahyu menjadi tidak bijak dalam masalah ini.tak kusadari telepon itu sudah diakhiri oleh maduku itu ,karena terlalu lama mendengarkan pembicaraanku dan mendengar perkataan mas Wahyu kalau ia tidak ingin berbicara.
Aku hanya bisa diam menahan emosi yang bergejolak , yang mungkin sulit bagi perempuan lain menjalaninya .Aku berusaha mengembalikan prahara ini dengan jalur agama , bahwa lelaki diperbolehkan menikah lebih dari satu ,tapi itu dengan jalan yang baik-baik, tidak sembunyi –sembunyi.
Kembali aku teringat dengan ibu,”Ibu maafkan aku, yang tidak mendengarkan perkataanmu dulu, bahwa ibu tidak pernah mengijinkan aku menikah dengan mas Wahyu”.mataku berkaca-kaca terasa penuh air mata, yang akhirnya tak bisa ku bendung lagi ,menetes ,tergurai disetiap sudut mataku .
Kubiarkan air mata itu membasahi pipiku, kunikmati rasa sakit ini.” Ya ,Alloh kalau ini bisa menebus dosaku pada ibu,aku ikhlas dengan takdir ini”.berkali-kali aku berbicara dengan diriku sendiri ,merenungi takdir yang telah ditetapkanNya.Sembari aku duduk disudut pinggir tempat tidurku serasa lemas tak berdaya.
Sementara Mas Wahyu hanya diam tak perduli dengan menikmati televisi lagi yang sempat ia tinggalkan.Tiba-tiba aku teringat dengan kedua anakku ,aku bangkit dari dudukku yang membuat aku akan semakin menggelayung kemana-mana dan tidak akan menyelesaikan dengan duduk dan menangis.
Seperti biasa, setiap sore kugunakan hari hariku untuk merawat bunga anggrek kesukaanku. mungkin ini bisa membuat hatiku sedikit bisa mengalihkan kesedihan yang aku rasakan.
“Ini ada telepon”Suara mas Wahyu didepan pintu ruang tamu sembari mengacungkan Hp yang sedang berdering. Aku hafal sekali kalau itu nada handphone ku.Kuhampiri mas Wahyu dan kuangkat telepon itu.Nampaknya Saudara sepupuku yang berada diluar kota meneleponku. Akupun menjauh dari Mas Wahyu ,Mas wahyu pun tidak perduli dengan telepon itu .Memang mas wahyu tidak pernah mengurus dan ingin tahu jika ada telepon dari handponeku.
“Assalammualiakum” Tak asing suara mas Bram menyapa, dengan nada suaranya yang nampak kelihatan dewasa dan berwibawa.
“Waalaikum salam,Tumben mas telepon aku,ada apa ,kangen ya.. dengan kota jember”. Jawabku berusaha menutupi kesedihanku dan kulontarkan pertanyaan dengan nada ceria .
“Nggak ada apa –apa, hanya ingin tahu bagaimana kabarmu ?”.Mas Bram balik bertanya tentang kabarku seolah ia mengerti apa yang telah terjadi pada diriku.
“Alkhamdulillah baik ,mas” jawabku singkat.
“Satna, Kamu tahu sunnah rosul , kamu suka dengan sunnah rosul kan?, Biarkan sudah suamimu berpoligami , kalau kamu ikhlas surga jaminannya,” Aku terkejut dengan pertanyaan mas bram ,darimana ia tahu kalau mas Wahyu berpoligami.
“Ya tahu mas, darimana kok tahu kalau mas Wahyu berpoligami ,mas?”. Aku balik melontarkan pertanyaan ini pada mas Bram.
“Sudahlah , Sekarang begini saja, kamu sudah tahu tentang sunnah rosul itu,Kalau kamu merasa nyaman dengan kondisii seperti ini ya sudah ...kamu terima dengan ikhlas,tapi kalau kamu merasa tidak nyaman dengan ini dan mungkin saja, tubuhmu lama kelamaan akan semakin kurus nantinya, ..ya itu terserah kamu, Satna. Aku tidak menyuruhmu untuk bercerai karena memang itu dibenci oleh Alloh”.jelas mas Bram padaku dengan bijak ia memberi pilihan solusi ,yang selama ini memang aku belum bisa memutuskan jalan mana yang akan kutempuh.
“ Ya Mas ,trimakasih sarannya dan akan aku pikirkan matang-matang hal ini” jawabku .
“Kamu berdoa saja ,mendekatkan diri padaNya ,benar-benar memohon agar dikasih jalan yang terbaik ,dan dibukakan pintu hatimu”. Mas bram berusaha meyakinkanku dengan menyeruku untuk benar-benar memohon pada Alloh swt. Akhirnya Mas brampun mengakhiri teleponnya dengan ucapan salam .
Salam literasi
Jember06052020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, Satna hrs terima apa tidak ya kalau sumai berpoligami...lanjut bunda
Trima ndak yaaa..... Trim bun hadirnya
Pilihan yang sulit ....
Benar sekali
Pilihan yang sulit ....
Barokallah, dijadikan cerpen yang bernuansa agamis bagus ya bun... sekalian memberi karakter islami pada para pembacanya... bahwa setiap langkah ada Allah... kereen lanjjut
Trimakasih bu apresiasinya...Salam
Idenya menarik, lanjut
Ya ta...makasih bu
Beraaat ya merelakan suami menikah lagi..
Berat .apalagi suami baik
itu namanya simalakama, ..harus memilih mana yg tepat...sst, Wahyu kok rasanya mengiangatkan akan diriku ha..ha., salam
Ha ha ya ta pak eko....Trimakasih hadirnya ....Salam
Cinta terlarang...Seumpama ranting dan daun-daun keringMenunggu patah dan gugur beriringDalam lintasan waktu yang terus berdering.Hehee...salam sukses ya bun.
Benar ranting yg rapuh dan daun kering pasti akan patah dan gugur ...trimakasih pak hadirnya ..sukses selalu Amin
Wow, nyesek dada
He he