Mengukur Dalamnya Samudra Hati

Banyuwangi, 14 Januari 2023

==

"Apa kau pikir cinta itu hanya tentang nafsu dan memiliki." Tanyaku dengan marah.

"Dalam cinta itu pasti ada. " Jawabmu tenang.

"Yah, tapi dalam 'batas kewajaran' kalo menurutku," Sanggah ku geram.

" Aku masih merasa jika yang kulakukan itu wajar, Ci." Jawabmu lagi.

Kali ini kulihat rahangmu mengeras tanda emosi sudah bertahta dihatimu.

"Diskusi ini percuma, tak akan menemukan titik temu jika kau emosi. " Kataku dan beranjak meninggalkan meja cafe tempat kita berjanji untuk bertemu.

Kamu diam, tak memanggilku.

Tetiba aku ingin menangis. Entah untuk apa. Kau selalu begitu, santai tanpa beban dalam menghadapi masalah dan.. Arogan. Merasa yang kau lakukan benar.

Kenapa aku yang baper? Bukannya aku hanya mediator mereka berdua. Sejoli yang sedang bertikai karena tak seia sekata. Masalah mereka membuatku ikut turun tangan meluruskannya. Bukan karena aku orang ketiga yang ikut memperkeruh masalah, tetapi tak urung hati dan pendapatku condong pada Tami daripada kamu.

Sebagai seorang perempuan empati tentu lebih kuat kepadanya.

Sekali lagi kamu memang selalu begitu mulai dulu,egois dan susah diajak bicara, mungkin itu sebabnya aku enggan menanggapi sinyal cintamu hingga Tami akhirnya yang menerima sinyalmu. Tampan, gagah dan mapan itu kelebihanmu tapi sifatmu itu... Ampun deh bikin kesal!

==

Bersambung