16. Mengukur Dalamnya Samudera Hati (3)
3 (16 Januari 2023)
"Gimana, Ci? " Tanya Tami tentang hasil pertemuanku denganmu.
Aku menggeleng tanda tak berhasil.
Tami kembali menangis sesenggukan.
"Udah deh, Tam! Putusin saja! Daripada sakit hati melulu. " Saranku sambil memeluknya.
" Aku masih cinta dia" Sahut Tami.
Aku menghela nafas. Ini nih kalo cinta buta dan mati lagi, sempurna.. Bodohnya!
"Kalo cinta, terima dia apa adanya. Kalau sudah memilih berarti harus bersiap dengan konsekuensinya. " Nasihatku.
Wajah Tami sembab. Hari ini dia izin sakit di tempat kerjanya. Aku sebagai sahabat diminta untuk jadi mediator antara Tami dan kamu.
Mana bisa? Yah itu tadi, buntu! Kamu tetap keukeuh dengan pendapatmu.
Entahlah! Bagaimana hubungan kamu dan Tami selanjutnya.
==
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren menewen mbak.. Lanjuuuut. Sukses selalu
Tinggalkan sj urusan mereka. Biar Tami urus sendiri. Hahaaa...kok baper sih, oma?
Haha.. Terimakasih hadirnya oma cantik semoga sehat selalu