Tak Lagi Merana

Banyuwangi, 5 Februari 2023

==

"Sempurna itu ketika hati kita ikhlas melaksanakan sesuatu yang menjadi tugas kita." Kata Bima sambil menghisap cerutu buatannya sendiri.

Amarahku sudah mencapai ubun- ubun mendengarnya tapi aku berusaha menahannya.

Aku tak mau terpancing pada debat yang ujungnya kekalahan.

"Aku sudah ikhlas."

jawabku berusaha santai.

" Syukurlah, karena kalau tidak malah tersimpan dalam hati akan jadi penyakit yang tak kunjung sembuh. "Jawab Bima lagi sok menggurui.

" Aku tahu itu, tapi aku juga manusia yang kadang khilaf. "

"Perbanyak istighfar kalau begitu."

"Sudah, stop diam! Jangan sok menggurui, kamu juga tidak lebih baik dari aku."

"Aku hanya mengingatkan, bukan merasa lebih baik." Kata Bima tenang.

"terima kasih. " Kataku sambil memberikan tanda diam dengan menyentuhkan telunjuk ke bibir

Sementara siang telah nyata terlihat karena mentari telah bersinar tak tertutup awan. Memang sepagian tadi mendung dan hujan saling berkolaborasi menghampiri bumi.

Nasibku bertemu Bima si tukang dakwah saat aku menggerutu masalah proyek yang baru selesai aku kerjakan.

Aku yang pontang panting menyelesaikan semuanya hanya menjadi nomor dua dari nilai terbaik , pujian Pun penghargaan dari Dosen. Arjun sang ketua kelompok mendapatkan semua termasuk perhatian dari Anis cewek manis yang selama ini aku taksir.

Benar kata Bima inilah arti ikhlas yang sebenarnya, hanya mengharapkan ridha Alloh saja. Jika yang terjadi tak sesuai harapan maka yakin saja itu jalan terbaik Nya.

Sakit hati sebentar wajar saja, selanjutnya perbanyak sholawat dan membaca hauqolah niscaya hati tentram dan tak lagi merana.

=