KUR ASRIATUN

Seorang ibu dan Guru matematika di MTsN 1 Banyuwangi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
11. Pemuda Kebanggaan

11. Pemuda Kebanggaan

Pemuda Kebanggaan

===

Hari semakin dingin membeku

Ia tergeletak begitu saja diantara jasad yang berserak

Sakit dikepalanya tak menandingi sakit melihat kawan meregang nyawa

Erangan lirih terdengar dari bibir membiru

Matanya nanar menatap langit yang semakin kelam

Ia pemuda kebanggaan ibunda

Sapu tangan putih dengan bercak darah kukuh dalam genggaman

Tanda mata dari kekasih yang setia dalam penantian

**

Sungguh,Ia tak ingin mati muda

Namun peluru jahanam telah bersarang di kepala

Sebisa mungkin Ia jaga kesadaran untuk mengirim pesan pada ibunda dan kekasihnya di kampung halaman

Bahwa Ia tak bisa kembali, Tuhan akan segera menjemputnya pergi

**

Perlahan mata penuh semangat itu meredup

Membawa serta jiwa mulya dan sahid

Baginya ini adalah awal

Akan kembali muncul pemuda seperti dirinya

Gagah berani memperjuangkan kemerdekaan

Untuk bumi pertiwi tercinta

Perlahan nafas terhenti bersama senyum kemenangan menghias bibirnya

===

Banyuwangi, 11 Agustus 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puisi yang mengharu biru. Keikhlasan dan harapan menjadi satu. keren, Bun

14 Aug
Balas

Puisi yang keren

11 Aug
Balas

Beristirahat lah dlm damai, pahlawanku.

11 Aug
Balas

Salut dengan puisi nya. Bagus

11 Aug
Balas



search

New Post