RINDU DAN BENCI

Celoteh lucu dari bibir - bibir mungil yang selalu kurindu.

Tarian lincah kaki - kaki kecil yang menari di depan mata.

Panggilan - panggilan manja yang selalu terngiang di telinga.

Ibuu...dia nakal !

Ibuu...dia nyontek !

Ibu guru...aku nggak bisa, ajari aku ibu !

Horee...sudah boleh pulang.

Entah kapan terdengar lagi.

Semua seolah pupus didera corona

Tangan - tangan lembut halus yang masih terasa, terbayang di depan mata.

Hilang perlahan dikikis corona

Corona...

Berita mu menggetarkan jagat raya.

Bukan karena indah mu.

Bukan karena style mu.

Tapi...corona.

Kejam dan sadis mu merenggut ribuan nyawa.

Wuhan China

Italia

America

Negara - negara besar di dunia, bahkan sampai ke negaraku tercinta Indonesia.

Jiwa hampa anak - anak yang terpisah dari orang tua

Para tenaga medis yang tak kenal lelah.

Jasad - jasad yang ditolak disuatu daerah

Ratap pilu keluarga yang hanya bisa memandang dari kejauhan sana.

Corona...

Kami benci hadir mu

Enyahlah dari bumi persada.

Agar ku dengar lagi tawa anak - anak bangsa.

Biar ku lihat lagi kaki - kaki kecil di lapangan bola.

Corona...

Tubuh halusmu akan tersiksa.

Terbakar...

Karena do'a dan lantunan ayat-ayat suciNya