Kusdar Yuni,S.Pd

Hallo sahabat penulis yang hebat,salam literasi !! panggilan saya Yuni.saya mengajar di SMKN 1 Padang Panjang. SUMBAR. Bidang studi PPKn. Menjadi guru mem...

Selengkapnya
Navigasi Web

SAMUDRA RINDU

Menjadi guru adalah hal yang sangat menyenangkan bagiku, karena sejak kecil aku sudah bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Atas izin Allah mimpiku terwujud, rasa syukur yang begitu memuncak membuatku menikmati tugasku sebagai guru. Walaupun diawali sebagai guru honorer dibeberapa sekolah. Sebelas tahun lamanya menjadi guru honorer, tidak melunturkan semangatku untuk memajukan anak bangsa. Kenikmatan mengajar begitu menyatu dengan jiwaku, sehingga tanpa terasa sudah 23 tahun aku mengajar. Keikhlasan mendidik mengalir seperti aliran sungai yang tiada henti. Mendidik dengan kasih sayang salah satu cara mengamalkan hadist Rasulullah SAW. Yang mengatakan “ Akrimuu auladakum Wa ahsinuu Adabahum “ artinya : Sayangilah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang mulia ( HR. Ibnu Majah ).

Aku menyadari bahwa seorang guru juga harus mampu menjadi orang tua bagi murid-muridnya parenting is teaching , teaching is parenting. Mendidik dan memberikan kasih sayang kepada semua siswa. Kasih sayang seorang guru kepada siswanya tidak ada batasnya. Begitu luas seluas samudera hal ini terlihat dari prilaku guru yang tidak bosan mendidik siswanya. Berkali-kali mengingatkan siswa untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik dan berkwalitas. Karena guru menyadari mendidik tanpa kasih sayang akan melahirkan siswa yang hanya memiliki pengetahuan tapi tidak punya hati.

Komaruddin Hidayat dalam buku Teaching With Love pendekatan cinta dan akhlak mulai menjelaskan guru masuk kelas tidak cukup hanya berbekal informsi keilmuan sesuai tuntutan kurikulum. Guru harus masuk kelas dengan hati dengan cinta dan kasih sayang Kalau guru mengajar dengan hati, murid akan mendengar dengan hati, guru yang mengajar dengan cinta dan kasih sayang, murid akan membalasnya dengan cinta dan kasih sayang .

Kenyataan ini aku rasakan dari pengalamanku sebagai guru. Ada hal yang menarik aku temui saat menjadi wali kelas selama tiga tahun dari kelas X sampai kelas XII di Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan Wisata ( UPW ). Mereka siswa-siswa yang kreatif dan pintar, sering membawa nama harum sekolah dengan memenangkan lomba LKS tingkat Propinsi dan Nasional. Selain aktif mengikuti berbagai lomba, mereka juga aktif mengisi acara kesenian yan g diadakan sekolah. Saat perpisahan mereka membuat sebuah drama dan menampilkannya, semua penonton terpukau dengan penampilan mereka. Kelas mereka selalu menang sebagai juara satu dalam penilaian K7 sebagai kelas terbersih dan terindah. Aku sebagai wali kelas menjadi bangga dengan prestasi mereka, aku semakin menyayangi mereka . Kebersamaanku dengan mereka semakin menumbuhkan ikatan batin yang kuat . Kejutan dan suprise sering mereka berikan untuk ku seperti di hari guru dan ulang tahunku. Diultahku yang ke 45 aku begitu terharu, salah seorang siswa yang benama Ogi memanggilku.

“ ibu kami perlu ibu datang kelokal ,“ ucap Ogi.

“ Ada apa Ogi “ .

perlu banget bu “ ?.

“ Baiklah nak”, Jawabku .

Aku berjalan menuju lokal, sampai dipintu lokal aku dikejutkan dengan taburan kertas-kertas hias dari adik kelas mereka . Siswa Kelas XII UPW berdiri, masing-masing siswa memegang huruf dan kalau dibaca secara keseluruhan bertuliskan “ HAPPY BIRTDAY IBUK KUSDAR YUNI “ semua huruf itu berjumlah 26, sama persis dengan jumlah mereka dalam satu lokal yang berjumlah 26 siswa. Sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Aku menanggis terharu aku peluk satu persatu siswa perempuan dan siswa laki- laki memberi hormat padaku. Moment itu mereka abadikan dalam sebuah video dan foto kemudian mereka berikan kepadaku. Foto itu tergantung di dinding ruang tamuku. Setiap aku melihat foto mereka, rasa rindu selalu mengalir dihatiku. Ternyata rinduku tidak bertepuk sebelah tangan mereka juga selalu merindukanku, walaupun mereka sudah tamat , aku tahu hal itu dari sapaan mereka di WA menanyakan keadaanku dan setiap moment-moment penting mereka selalu mengucapkan selamat. Kemudian setiap bulan puasa mereka mampir ke rumah dan mengajak berbuka bersama. Yang lebih membuatku terharu saat aku pergi kejakarta mengikuti TNGP ditahun 2019, mereka yang bekerja dijakarta saling kontak dan menjemputku, mengajak aku pergi jalan-jalan, kalimat yang mereka ucapkan membuat hatiku begitu bahagia.

“Ibu pingin jalan-jalan kemana, pingin makan apa “ kita siap bawa ibu.

Letih dan lelahku lenyap seketika. Akhirnya kami menikmati perjalanan dan makan bersama sambil melepas rasa rindu. Begitu pula saat aku sampai di Yogyakarta aku di kunjungi oleh siswaku yang juga kerja di Yogya.

Begitu banyak siswa yang telah kudidik, mempunyai kenangan dan kisah yang berbeda-beda. Walau mereka sibuk, mereka masih sering menyapa aku. Rindu itu selalu hadir saat teringat mereka, hanya doa yang selalu kupanjatkan semoga mereka dilindungan Allah dan sukses menyertai mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post