Sewaktu anak ku yang kedua masuk Mi, ia duduk sebangku dengan Putri. Putri itu anak teman SMP ku. Putri memang sengaja ditempatkan di sebelah anak ku supaya cepat akrab. Sebelumnya putri mengikuti ayahnya yang dinas di luar Pulau Jawa.

Setelah satu Minggu masuk sekolah, aku bertanya pada anak ku. Aku bertanya apa dia sudah akrab dengan Putri. Anakku menggeleng. Aku agak heran. Lalu aku pun menanyakan apa saja yang sudah mereka lakukan ketika berada di sekolah. Dia menjawab bahwa tidak pernah bicara sedikitpun dengan Putri.

"Kok bisa begitu, Diana" tanyaku keheranan.

" Aku kan belum lancar bicara Bahasa Indonesia. Setiap hari ngomong pakai Bahasa Jawa. Sedangkan Putri cuma bisa Bahasa Indonesia. Jadinya kami berdua tak pernah cerita. Cuma senyum -senyum saja".

Aku pun tertawa mendengar ceritanya. Memang setiap hari aku sekeluarga berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa logat ngapak. Sedangkan Putri anak temanku karena lama tinggal di Papua setiap hari menggunakan Bahasa Indonesia. Sejak saat itu, aku sering berbicara menggunakan Bahasa Indonesia di rumah dengan anak-anak supaya kejadian seperti itu tidak terulang lagi.