DIPERJALANKAN

#Opini (bagian 2).

Sepekan menulis.

Saat terlahir (bayi) seperti kertas putih tanpa setitik noktahpun. Dan seiring berjalannya waktu, kertas putih itu mulai terisi goresan2 dengan warna yang berbeda beda. Mulai dari pendengaran dan penglihatannya...terus menerus sampai pada ucapan dan tingkah laku juga kebiasaannya, peran orang tua sangat penting, sebab orang tua adalah guru pertama bagi anaknya. Siapapun dan bagaimanapun keadaan orang tuanya, miskin, kaya, terhormat, berpendidikan atau tak pernah bersekolah sekalipun, tentu akan meninggalkan goresan yang berbeda tetapi dengan makna yang sama yaitu kebaikan.

Ketulusan dan keikhlasan hati orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya tidak perlu diragukan. Doa dan ikhtiar tak henti demi satu harapan untuk sebuah kebaikan.

Dan waktu terus berjalan, satu demi satu tabir hidup mulai terkuak. Lahir dimana, tumbuh dan berkembang dimana, menimba ilmu dan bekerja dimana, menikah dengan orang mana dan bertinggal dimana lalu menutup mata untuk selamanya, belum tau kapan dan dimana.

Hidup senang dan susah silih berganti, bahagia dan kecewa sering terjadi. Banyak dari keluarga terpandang menjadi terpuruk, dan tidak sedikit keluarga yang miskin papa diangkat derajat menjadi lebih tinggi. Kehidupan ini penuh misteri.

Kehidupan terus berputar dari ada menjadi tiada atau sebalik. Seperti benda2 langit yang terus beredar pada porosnya, manusia berjalan diatas ketentuanNya.

Seperti apa yang di katakan oleh Cak Nun bahwa kita ini hanya orang-orang yang diperjalankan. Maka berjalanlah tanpa beban diatas koridor ketentuanNya.

Tetap ikhlas dan bersyukur.

Cukuplah Allah bagiku untuk agamaku, cukuplah Allah bagiku untuk duniaku, cukuah Allah bagiku untuk kepentinganku dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.

Semoga Engkau merelakan aku dengan ketetapanMu, berkahilah aku pada apa yang Engkau takdirkan, sehingga aku tidak senang menyegerakan apa yang Engkau akhirkan, dan mengakhirkan apa yang Engkau segerakan....Aamiin YRA.