Kusnaeni Ramadhani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

GADIS PEJALAN KAKI

GADIS PEJALAN KAKI

#cerpen

Pukul tujuh kurang 25 menit, kupacu sepeda motorku menuju sekolah tempat aku mengajar. Jalanan di kompleks tempat tinggalku masih terlihat lengang. Jarak rumahku dengan sekolah cukup dekat sehingga biasanya perjalanan ke sekolah kutempuh hanya dengan waktu kurang lebih 10 menit.

Hari ini adalah jadwal piket aku. Setelah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk keperluan pencatatan siswa yang terlambat, akupun bergegas ke gerbang sekolah.

Disana kudapati security sekolah telah lebih awal datang ketika aku memasuki gerbang sekolah tadi.

"Assalamualaikum bu", sembari menjulurkan tangannya menyalami aku. Keringat mengucur di sekujur tubuhnya, nampak dari separuh pakaiannya yang basah, juga hijab putih yang dipakainya.

"Waalaikum salam, apa kabar gadis cantik?".

Aku selalu menyapanya seperti itu ketika setiap pagi kami bertemu.

Namanya Dian Andini, saat ini duduk di bangku kelas sebelas Mipa. Anak seorang tukang cuci di kampung sebelah, karena ayahnya telah di panggil yang Maha Kuasa sejak usianya masih kanak2. Sejak itu Dian hidup bersama ibu dan kedua adiknya yang masih sekolah di sekolah menengah dan sekolah dasar.

Parasnya memang tidak secantik bidadari, tapi manis dan sangat menyejukan hati bila dipandang mata. Sikapnya yang santun, bahasanya yang sopan dengan suara yang lembut, serta pribadinya yang bersahaja, semakin menambah ketertarikan kita kepadanya.

Pandai secara akademik dan selalu aktif dalam setiap kegiatan di sekolah selain ektrakurikuler Paskibraka yang ditekuninya, yang kemudian memberinya kesempatan untuk mengibarkan Sang Merah Putih di HUT Proklamasi 17 Agustus yang lalu.

Sosoknya yang ceria menjadi keistimewaan tersendiri bagi teman2nya, terlebih bagi guru2nya.

Tak pernah terlambat tiba di sekolah walaupun hanya berjalan kaki. Padahal jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh. Tak nampak perasaan malu diwajahnya di saat teman2nya berlomba seakan bersaing menonjolkan segala kemewahannya. Mulai dari HP Android sampai sepeda motor.

Hingga suatu pagi, di jadwal piket yang sama, aku belum mendengar sapaan salamnya di pagi ini.

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh, sebentar lagi apel pagi.

Apa memang belum datang atau sudah datang dan tidak sempat bertemu aku.

Sejenak aku terlupa akan sosok Dian, gadis manis pejalan kaki.

Sehari, dua hari, sepekan, sampai lagi di jadwal piketku, gadis manis Dian tak ada lagi beri aku salam. Kemana kamu gadis manisku? Ku bertaya kepada ibu wali kelasnya, teman2nya bahkan teman sebangkunya, semua menjawab tidak tahu.

Rasa ingin tahuku membawaku untuk berkunjung ke rumahnya bersama ibu wali kelas. Dan setibanya kami disana kami tidak menemukan siapa2. Rumahnya yang jauh dari layak nampak lengang dengan pintu dan jendela yang terkunci. Tanpa terasa air mataku menetes dipipiku. Gadis manisku yang tegar begitu pandai engkau menyembunyikan kepedihan hidupmu.

Masih larut dalam kesedihan dan pikiranku sendiri, tiba2 tetangga dekat rumahnya datang membawa kabar, kalau seminggu yang lalu, ibunya berpulang ke Rahmatullah dan Dian bersama kedua adiknya di bawa oleh pamannya pindah ke kota lain.

Ya Allah....semoga kalian baik2 saja gadis manisku. Gadis manis pejalan kaki yang telah memberi banyak warna keceriaan dalam nuansa sekolah yang sangat dicintainya. Selamat jalan Dian....sosokmu tetap menjadi cahaya meraih masa depan sahabatmu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen yang bagus,Bu.

03 Aug
Balas

Sedih bacanya bu.

03 Aug
Balas

Semoga Dian bisa meraih masa depannya.Cerpen yg keren

03 Aug
Balas

Terima kasih bapak ibu sahabat gurusiana. masih terus belajar nulis.

04 Aug
Balas



search

New Post