SENJA DI BUKIT SATU POHON SIBEDI
SENJA DI BUKIT SATU POHON SIBEDI
#Cerber#(part4).
Masih larut dalam kesedihan Abi, mengingat dan mengenang kedua orang tuax, adik perempuan satu2nya yang sangat disayanginya, dengan manjanya selalu menggelayut di bahunya kemana saja. Rindu pada kakaknya yang sangat bijaksana dalam segala hal. Rindu pada saudara2nya, teman2nya dan semua yang dicintainya di kampung halamannya. Apa daya laut yang sangat luas memisahkan .
Dan Ambu yang sangat memahami perasaan suaminya saat itu, segera menghiburnya, bercanda ria bersama ketiga putrinya.
Sedang asyiknya bersenda gurau sambil menikmati teh hangat dan peyem goreng yang tersedia di saung2 di tempat itu...tiba2 Euis nyeletuk " Abi...Euis pingin ke Palu". wajahnya yang polos sambil merengut berusaha membujuk Abi.
" Iya nak....Insya Allah...Agustus besok kita ke Palu, kampung Abi itu jauh nak...kita h1arus menyebrangi lautan luas untuk sampai disana". Terlihat begitu gembira nya Ambu dan ketiga putrinya mendengar rencana Abi yang sudah lama di tunggu2.
" Nanti Abi bawa kalian jalan2 di bukit yang Abi ceritakan ya....tapi...kalian harus siap nahan panasnya udara disana, karena Kota Palu itu daerah kathulistiwa, panas".
Mungkin sedang membayangkan, bagaimana kelak bisa membawa keluarga kecilnya pulang ke kampung halamannya, Abi nampak senyum bahagia terlebih Ambu dan ketiga putrinya.
"Apa nama Bukit itu Abi?" Ambu menyela seperti penasaran.
Sambil menghela nafas panjang Abi mulai bercerita.
"Konon kabarnya, dari cerita yang turun temurun orang2 tua di kampung...kota Palu itu dahulunya lautan, dan pantainya jauh dari kota Palu...namanya desa Bangga. Hal ini ditandai dengan ditemukannya pohon Bakau di desa itu".
"Pada saat itu datanglah seorang pelaut dari negeri seberang dengan perahunya, orang itu kemudian di kenal dengan nama Sawerigading". lanjut Abi, seakan- akan sedang mengingat-ingat kembali cerita dari Tatanya beberapa waktu silam.
"Nah....seiring berjalannya waktu, karena sesuatu keadaan(bencana alam, mungkin), air laut surut sampai di kampung Talise, dan sekarang pantainya disebut pantai Talise.
Di ceritakan pula, pada saat bencana itu terjadi perahu Sawerigading karam dan tertelungkup di daerah yang sekarang menjadi bukit itu. Dari cerita itu....maka dinamakanlah bukit itu bukit perahu Sawerigading".
Sambil menghela nafas dalam-dalam dengan suaranya yang melemah masih bercerita bahwa, kota Palu itu sangat indah dikelilingi lautan dan pengunungan, ditengah2 kota mengalir sungai yang membelah kota Palu.
Begitu di kultuskannya bukit itu sehingga nampaknya tidak terjamah oleh masyarakat setempat. Orang2 yang tinggal di sekitar bukit menggembalakan ternaknya hanya di sekitaran kaki bukit saja.
Tanpa terasa, purnama telah menggantung di cakrawala dengan manjanya dan jeep tua itupun perlahan meninggalkan area tangkuban perahu.
Waktu terus bergulir, lima purnama setelah kebersamaan di tangkuban perahu itu, Abi yg tercinta kembali keharibaan Sang Khalik. Yaa ...Rabb....baru tersadar bahwa kebersamaan itu adalah yang terakhir. Surat yang terkirim ke Ina bahwa akan pulang di bulan agustus belum lg ada balasan.
Yaaa....Rabb....begitu cepat Engkau memanggilnya.
Masih tampak jelas di mata, betapa kerinduan Abi pada kampung halamannya...pada sosok perempuan yang melahirkan dan membesarkannya. Tergambar dalam setiap ceritanya betapa Abi sangat mencintai dan menyanyangi kedua orangtua, adik dan kakaknya. Sebagaimana Abi sangat mencintai dan menyanyangi Ambu dan ketiga putrinya.
Keinginannya untuk kembali ke kampung halamannya tinggal hanya keinginan.
Dan saat senja ini mataku menelusuri hamparan bukit...tiba-tiba membayangkan Abi kecil tengah berlari lari di padang bukit.
Dan tanpa terasa menetes air mata, air mata kesedihan yang dalam. Kesedihan yang tak dapat di ungkapkan dengan kata2. terasa Abi ada bersamaku.
"Abi....kami telah sampai di bukit perahu Sawerigading. Sangat Indah...indah seperti cerita Abi. Kami telah melihat semua tentang bukit ini, bukit yang Abi rindukan, tentang laut dan pantai, tentang Ina dan Tata yang tercinta, dan tentang semua cerita Abi". Berusaha mengeringkan air matanya yang sembab.
Bukit ini tidak lagi dikultuskan orang2. Sejak beberapa waktu yang lalu sudah mulai terjamah. Dan setelah bencana alam, gempa, likuifaksi dan tsunami, bukit ini telah ramai di kunjungi orang, dan bukit ini sekarang bernama " Bukit Satu Pohon".(tamat).
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap.. Tulisannya bagus ibu cantik.. Keren... Salam sukses selalu
Terima ksh
Cerpennya keren...saya sudah follow kanda.Ditunggu kunjungan baliknya kanda
Insya Allah..tks dindaku