Kusmiyati

Guru Bahasa Inggris SMP NEGERI 1 Banyubiru...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ditolak Dahulu Terbitlah Artikel Kemudian

Mengajukan Penilaian Angka Kredit(PAK) merupakan keniscayaan untuk semua guru ASN, termasuk saya. Ketika itu saya mengajukan PAK untuk bisa naik ke III C. Saat itu sudah diberlakukan peraturan baru untuk pengajuan PAK bagi guru ASN harus disertai dengan publikasi ilmiah. Sayapun juga berusaha melengkapi pengajuan PAK dengan 2 makalah pendidikan, 2 diktat, dan 1 alat peraga. Kalau dijumlah seharusnya angka kreditnya sudah memenuhi syarat alias cukup.

Dengan penuh rasa percaya diri saya mengirimkan berkas DUPAK ke Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Dua minggu setelah berkas saya kirim, saya dipanggil tim penilai dan saya mendapat kabar kalau DUPAK saya lolos, Alhamdulillah. Lalu sebulan kemudian beberapa teman yang juga mengajukan PAK dan lolos mendapat panggilan untuk melengkapi berkas. Tapi saya tidak. Karena penasaran, saya datang ke kantor Dinas dan menanyakannya. Dan ternyata berkas saya tertulis TMS(tidak memenuhi syarat). Lalu saya cek semua berkas. Ada 2 versi penilaian. Penilai pertama menyatakan lolos, penilai kedua menganggapnya tidak memenuhi persyaratan. Tertulis disitu, makalah dinilai tidak relevan dan alat peraga terlalu sederhana. Saya jadi bingung sendiri. Katanya guru harus berkarya, harus menulis dan tidak plagiat. Kenyataannya saya sudah menulis sesuai kaidah yang tertulis di buku pedoman tapi dianggap tidak relevan. Padahal yang saya tulis tentang pembelajaran di kelas. Saya bawa pulang dengan hati yang dongkol karena merasa tidak dihargai. Saya marah karena ada teman yang tulisannya hasil copas sana sini malah lolos.

Tiga bulan berlalu. Saya sudah bertekad kalau akan mengajukan PAK lagi di periode berikutnya. Lalu kekesalan saya atas nasib PAK yang ditolak saya tulis dalam bentuk artikel populer. Saya kirim ke surat kabar. Terereng. Tulisan saya dimuat, Alhamdulillah. Tapi masih kurang nilainya untuk PAK. Saya tulis lagi artikel populer tentang pembelajan di kelas. Dan Alhamdulillah dimuat lagi. Periode berikutnya saya ajukan lagi DUPAK saya. Saat itu saya sudah berniat kalau sampai ditolak dengan lagi maka saya akan mengajukan protes. Tapi alhamdulillah ternyata DUPAK saya lolos dan saya bisa naik pangkat.

Dari pengalaman tersebut, saya mendapat dua pelajaran. Yang pertama, jangan pernah putus asa dan harus selalu optimis serta semangat dalam mewujudkan keinginan kita. Dan yang kedua, saya jadi tidak takut nanti naskah buku saya dikembalikan editor karena masih mbluwet alias acak-acakkan. Tinggal kumpulkan tenaga lagi dan pasang mental ndableg lalu kirim lagi ke editor. Kalau dikembalikan lagi? Ya ulangi lagi sambil menunggu siapa yang bosan duluan, saya yang nulis atau editor yang pusing dengan tulisan saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu,,,,, pantang menyerah lah ya.

01 Mar
Balas

Keren bu,,,,, pantang menyerah lah ya.

01 Mar
Balas

Keren bu,,,,, pantang menyerah lah ya.

01 Mar
Balas



search

New Post