Kusmiyati

Guru Bahasa Inggris SMP NEGERI 1 Banyubiru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hati yang Terlantar
Menulis Hari ke-25

Hati yang Terlantar

#TantanganGurusiana

Menulis Hari ke-25

**Hati yang Terlantar**

Kemarin saya memanggil orang tua siswa berkaitan dengan perkembangan sikap dan akademik salah satu siswa di kelas yang menjadi tanggung jawab saya. Jadi ada satu anak sebut saja namanya Bagas. Dia ini pendiam, tidak pernah bikin ribut atau usil dengan temannya. Tapi si Bagas ini cuek alias ndableg kalau dalam bahasa jawa. Dulu sengaja saya tunjuk jadi ketua kelas dengan tujuan supaya dia berlatih bertanggung jawab. Sungguh jauh panggang dari api, kenyataannya sampai semester 2 sikapnya tetap tidak berubah. Dia suka meremehkan tugas yang diberikan entah itu tugas sebagai ketua kelas atau tugas mata pelajaran. Sebagai wali kelasnya saya sudah berusaha mendekati dia secara personal. Saya ajak komunikasi, saya beri arahan supaya sikapnya yang tidak peduli dengan apapun bisa berubah. Beberapa guru sudah laporan ke saya kalau si Bagas ini tidak pernah mengumpulkan tugas. Teman-teman satu kelasnya juga sering melapor kalau Bagas ini tidak bisa diajak kerjasama ketika ada tugas kelompok. Alhasil, beberapa pelajaran nilainya tidak lengkap. Bahkan di semester 1 dia sudah punya 3 nilai belum tuntas. Padahal berdasarkan peraturan sekolah, bila ada lebih dari 2 mata pelajaran yang nilai rata-rata semester 1 dan 2 tidak tuntas maka siswa ini tidak naik kelas. Untuk itulah saya memanggil orang tuanya.

Sebenarnya orangtuanya sudah pernah mendapat undangan dari sekolah berkaitan dengan hasil raport semester 1 tapi pada undangan pertama tersebut mereka tidak hadir. Karena perkembangan Bagas yang tambah bandel, maka orang tuanya saya dapat panggilan kedua.

Dan hari itu yang datang menemui saya bukan ayah atau ibunya tapi pamannya.

Saya sampaikan kepada pamannya bagaimana perkembangan Bagas dan kemungkinan tidak naik ke kelas 9 nantinya. Selain itu saya juga menanyakan bagaimana kondisi di rumahnya karena menurut pengamatan saya Bagas ini kurang kasih sayang dan perhatian. Dia bersikap tak peduli dan ndableg itu bisa jadi karena dia juga tidak pernah dipedulikan orang tuanya. Pamannya bisa memahami penjelasan saya. Dan ternyata perkiraan saya betul. Ayah Bagas bekerja di luar kota, kadang 2 minggu sekali atau sebulan sekali baru pulang. Ibunya kerja di pabrik dari pagi sampai malam. Si Bagas di rumah ditunngui neneknya yang tentu saja sudah tidak begitu perhatian karena usia yang renta. Otomatis tiap pulang sekolah Bagas hanya main kemana sesuka dia. Pamannya juga menyadari bahwa orang tua Bagas tidak pernah memberi perhatian atau mengajak Bagas berkomunikasi. Saya kemudian Cuma titip pada pamannya untuk menyampaikan pada ayah Bagas untuk mengajaknya komunikasi ketika pulang dan bukan memarahinya karena dapat panggilan dari sekolah. Alhamdulillah, setidaknya paman Bagas bisa memahami maksud saya dan mau membantu ponakannya supaya bisa berubah.

Itu hanyalah satu contoh bagaimana bila anak jiwanya kosong. Mungkin secara materi dia tidak kekurangan tapi secara psikis dia ini terlantar. Kurangnya kasih sayang, perhatian dan kepedulian dari orang tua menyebabkan ada kekosongan dalam hati dan jiwanya. Alhasil itu akan mempengaruhi perkembangan emosi anak. Jangan hanya memarahi anak atau menyalahkan anak yang terlihat bandel atau usil. Kita sebagai orang tua dan guru paling tidak harus mau memahami latar belakang kenapa anak bersikap tidak sesuai harapan. Ini hanyalah coretan saya sebagai seorang ibu dan wali kelas. Bukan bermaksud menggurui hanya sharing pengalaman saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul sekali..saya juga sering menemui kebanyakan siswa bermasalah dikarenakan kondisi keluarga yg kurang mendukung

08 Feb
Balas

Iya, Bu. Kadang orang tuanya gak peduli sama sekali dengan perkembangan anaknya

08 Feb

Keren bunda...

08 Feb
Balas

Terimakasih, Ibu.

08 Feb



search

New Post