Kusmiyati

Guru Bahasa Inggris SMP NEGERI 1 Banyubiru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis Hari ke-22

Menulis Hari ke-22

#TantanganGurusiana

Menulis Hari ke-22

**Banyak Anak Banyak Rejeki**

Itu adalah foto keluarga besarku. Berkurang satu, almarhum Bapak. Betapa bahagia tiap kali bisa berkumpul bersama begitu. Ramai, ribut, dan pasti banyak cerita dan tawa bahagia.

Dulunya hanya berdua, Bapak dan Ibu. Lalu menjadi 11 karena punya 9 anak. Qodarullah, meskipun kakak sulung dan no 5 meninggal ketika kecil, tapi ada 2 ponakan ibu yang dirawat ibu dari bayi. Jadi kami tetap ber-9 saudara. 2 laki-laki dan 7 perempuan.

Kakak no 1 tinggal di Malang, Jatim, punya 1 anak. Punya usaha sendiri di bidang properti.

Mbakku no 2 di Semarang, punya 3 anak, bekerja di Politeknik Negeri Semarang.

Mbak no 3, seorang Pengawas TK Dinas Pendidikan Kota Semarang, punya 4 anak. Sedang mbak ke-4, ibu rumahtangga, punya 1 anak.

Mbak nomer 5, seorang KaSie di dinas sosial Propinsi Jateng punya 2 anak.

Mbak yang ke-6, pedagang sembako yang sukses, punya anak 3. Lalu mas no 6, pegawai swasta, punya 4 anak.

Saya sendiri punya 2 anak dan adik saya, si bungsu punya 5 anak.

Betapa menakjubkan hidup ini. Yang tadinya berdua lalu bersebelas. Dari sebelas jadi 20. Kemudian dari 20 lahir cucu-cucu sebanyak 25. Masya Allah, sungguh karunia yang sungguh indah. Maka nikmat mana lagi yang bisa kami dustakan.

Masih terbayang dalam kenangan kami. Dulu ketika semua anak masih kecil-kecil, bersembilan tinggal bersama. Bapak yang hanya TU di sebuah SMK dengan gaji PNS yang pas-pasan. Harus menghidupi 1 istri dan 9 anak. Alhamdulillah ibu bisa berdagang kecil-kecilan sehingga bisa membantu Bapak. Bersyukur pula punya orang tua yang sadar pendidikan. Meski banyak tetangga yang sekolah hanya tingkat SD tapi ibu bersikeras kalau semua anaknya harus lulus SMA. Dengan usaha keras ibu dan bapak, Alhamdulillah kami anak-anaknya bisa selesai hingga SMA. Dan karena kakak-kakak bisa membantu, aku sendiri bisa melanjutkan hingga universitas.

Jika jaman sekarang orang tak berani punya banyak anak karena takut tak bisa mencukupi kebutuhan, beda lagi dengan jaman ibuku dulu. Orang dulu beranggapan banyak anak banyak rejeki. Dan itu betul adanya. Karena setiap jiwa yang lahir pasti Allah sudah jamin rejekinya. Kita cukup bertaqwa dan ikhtiar, InsyaAlloh rejeki pasti mendatangi kita. Dan yang paling penting pastikan rejeki yang kita nafkahkan untuk keluarga adalah yang halal dan barokah. Yang jelas asalnya dan bukan hasil mendzalimi atau mengambil hak orang lain. InsyaAlloh barokah akan sampai anak cucu nanti.

Dan aku berkaca pada ibu dan bapakku. Hanya doa yang bisa kuberikan. Semoga Allah selalu melimpahkan Rahmat dan karunia Nya kepada mereka hingga di surgaNya. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post