Kusmiyati

Guru Bahasa Inggris SMP NEGERI 1 Banyubiru...

Selengkapnya
Navigasi Web

Misteri Sakitnya Emi

#TantanganGurusiana

Hari ke-29

**Misteri Sakitnya Emi**

Sudah seminggu aku mendengar ada santri yang sakit. Namanya Emi. Dia dari Lampung. Dua minggu yang lalu dia baru saja pulang kampung. Kembali ke Pondok sehari lalu menginap di rumah teman sekamarnya di Tasikmalaya Sabtu sebelum jatuh sakit. Sesampai di Pondok si Emi sakit. Katanya Panas tinggi dan menggigil. Tapi sudah periksa dan minum obat belum ada perkembangan yang baik. Malah aku dengar baru saja Emi itu badannya lemas dan Cuma mau tiduran saja padahal nafsu makannya baik bahkan lebih banyak dari biasanya. Kata santri-santri yang lain kadang permintaannya aneh-aneh. Emi yang terkenal pendiam dan pemalu tiba-tiba minta dibeliin buah pear sekilo dan habis dalam sekali makan. Pernah juga minta bakwan sepiring dimakan sendiri. Aku jadi curiga dia sakit apa sebenarnya.

Sore itu selesai mengajar aku menengok ke kamar Emi. Kulihat dia terbaring di kasur dikelilingi teman-teman satu kamarnya. Ada yang sedang memijat tangannya, ada yang memijat kakinya, ada yang mengajaknya ngobrol. Kudengar mereka ngobrol dengan bahasa sunda dengan lancar, padahal setahuku Emi gak bisa bahasa sunda karena dia dari Lampung. Aku mendekatinya. Teman-temannya menyingkir memberiku ruang. Kulihat Emi Cuma melirikku. Tak seperti biasanya. Sebelum sakit begini, Emi adalah santriwati yang paling menjaga adab terhadap ustadzahnya. Dia pasti akan langsung menyalami siapa saja yang datang, apalagi ustadzahnya. Aku duduk di dekat kakinya. Dia tetap cuek terhadapku. Dia sibuk ngobrol dengan temannya. Kali ini kudengar dalam Bahasa Inggris dengan lancar. Sejak kapan Emi lancar berbahasa Inggris? Aku semakin curiga. Jangan-jangan dugaanku benar. Emi tidak sakit secara fisik, itu perkiraanku sejak kemarin.

Sambil membaca ayat kursi, aku memegang jempol kaki si Emi. Kupencet agak keras jempolnya. Dan benar. Dia menendangku sambil teriak akhhh, sakit. Kupandangi matanya. Dia melotot padaku. Kuulangi lagi seperti itu. Dia meronta lalu memalingkan mukanya. Aku mencoba memandang matanya lagi tapi dia melengos. Kakinya ditarik. Kulihat dua telapak tangannya saling mencekeram seperti orang berantem. Perasaanku sudah tak enak. Ini sudah jelas. Emi Tidak sakit tipes seperti dugaan selama ini. Aku beringsut dari kamar itu. Teman-temannya yang disana kupesan untuk menjaga Emi. Mereka kuminta mengaji di dekat Emi. Emi sendiri sedang datang bulan. Aku segera mencari ustadzah Atun, teman kamarku. Kuceritakan semua yang tadi terjadi. Lalu aku bertanya kronologi sejak Emi pulang kampung hingga balik ke pondok lagi. Ternyata sepulang dari Tasikmalaya seminggu yang lalu Emi sudah sakit. Dan kebetulan tiga hari sesudah sakit dia datang bulan. Nah pas sakit dan datang bulan itu Emi malah tidur sendiri di koperasi santri. Lalu sakitny bertambah parah.

Ustazah Atun dan aku lalu menghubungi Ustaz Muidz, mudir pondok. Kami ceritakan semua. Ustadz Muidz meminta kami membawa Emi ke ruang depan dan menemaninya karena Ustadz Muidz akan mengecek kondisinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

OK.Sudah q follow dan following, Bun.

12 Feb
Balas

Aku juga sudah follow punya jenengan, Bu.

12 Feb



search

New Post