Kustiatun Widianinghsih

Dra.Kustiatun Widianingsih.M.Phil.SNE adalah peserta diklat Gurusiana tahun 2018, Aku adalah seorang Pengawas Sekolah Pendidikan Khusus.Aku lahir di Jogjakarta ...

Selengkapnya
Navigasi Web

SERI-KOLEKSI BARANG BEKAS ( Part 8 )

Jumat, 4 September 2020

Permainan Tradisionil Jawa

Part 8

Jika mau bermain biasanya, aku dan teman-temanku berjalan agak jauh dari rumah. Kami melewati halaman masjid besar Mataram. Tempat itu biasa kami mencari sawo Manila yang sudah matang, biasanya sawonya sudah jatuh dari pohon istilah jawa ( codotan) yaitu bekas dimakan burung dan biasanya rasanya manis. Kadang aku tidak mau makan karena hanya kami ambil keciknya/ bijinya saja untuk bermain dakon. Dakon adalah permainan tradisionil dari lingkungan keraton kalau melihat sejarah Kotagede adalah peninggalan sejarah keraton Mataram I . Sehingga bangunan masjidpun hampir sama dengan bangunan masjid dilingkungan keraton Mataran Jogjakarta.

Saat itu kami akan pergi kerumah Aini sambal nglanjutkan cari barang-barang bekas lainnya. Terlihat banyak juga teman-temanku yang sedang bermain Mbarsuru di halaman masjid besar Mataram. Mbarsuru adalah mainan tradisionil menangkap kecik biji sawo tetapi bukan sawo Manila yang disebar pada kotak yang digambar dengan garis kapur dengan sobekan daun baik dari daun Sawo atau daun Sirsat. Cara bermainnya adalah jika saat diambil dengan daun menyenggol atau tersentuh maka permainan berhenti. Dan berganti teman lainnya. Untuk memenangkan permainan ini jika mendapatkan yang terbanyak jumlah biji sawo berarti dia pemenangnya. Sambil berteriak kegirangan jika kami selesaikan permainan ini dengan lancer. Karena biasanya jika kalah ada yang marah atau ngambek. Lucu sekali jika diingat masa kecil dulu.

Permainan itu sering dilakukan kami anak-anak Kotagede , temanku yang rumahnya tidak jauh dari masjid besar Mataram mereka bermain di halaman masjid sambil membawa mukena jika adzan ashar sudah berkumandang mereka berhenti dan menjalankan sholat berjamaah. “ Ayoo kita bersihkan dahulu keciknya” kata Titi.” Ayoo kita wudhlu dulu”, saut Nini. Tak ketinggalan Denok juga ikutan lari mengambil air wudhlu.

Aku jadi ingat di daerahku banyak bangunan pendopo, konon kabarnya zaman dahulu biasa di pakai untuk pertemuan abdi dalem. Jadi ciri khas rumah di kotagede kebanyakan ada pendoponya. Setelah mereka selesai sholat dilanjutkan permainan Engklek, Yeye, Gobagsodor, Jamuran, Egrang, Gamparan dan masih banyak lagi yang setiap saat bergantian macam mainannya. Untuk anak laki-laki permainannya berbeda dengan permainan anak perempuan mereka bermain Cutit, Gamparan, Egrang, Jekjekan, Engklek, sepak Bola, Cedungan, Basbasan, Benthik dan masih banyak permainannya. Setelah sejenak saya dan teman-temanku mampir di halaman masjid Mataram melihat teman-temanku Titi, Nini, Denok dan kawan-kawannya , kami melanjutkan perjalanan ke Jopranan untuk bermain dan biasanya kami terakhir singgah di rumah Aini untuk mencari jambu atau kedondong yang kami petik dari pohonnya.

Sepanjang jalan dari menyusuri lorong gang rumah ke rumah yang dibatasi tembok yang di bangun dengan ciri khas kota tua. Rumah-rumah yang tertutup pintunya karena dikelilingi tembok sehingga halaman rumahnya jarang dilihat orang dari luar. Sepulang dari main kami suka singgah pulangnya di masjid besar Kotagede untuk sekedar mengambil sawo manila yang jatuh yang sudah masak untuk diambil bijinya atau biasa kami sebut kecik untuk mainan Dakon, dan Mbarsuru untuk dimainkan dihari yang lain.

Koleksi barang bekas merupakan pembelajaran bagi saya yang dapat aku ambil hikmahnya yaitu memberikan jiwa teliti, sabar ,mencintai barang dan menghargai pemberian rejeki dari Yang Maha Kuasa. Rasa syukur itulah memberikan pembelajaran untukku saat ini. Sehingga menumbuhkan pribadi yang bersyukur serta mengembangkan inspirasi.

Bersambung……..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Permainan tradisional yang perlu dilestarikan. Sukses selalu dan barakallahu fiik

04 Sep
Balas

Aamiinx2YRA trimakasih kunjungannya bunda,Siti

05 Sep

Pribadi yang bersyukur itu utama Bun. Barakallah. Salam literasi.

04 Sep
Balas

Betul bu Nia trims full di semangati berliterasi

05 Sep

Aamiinx2 Trims teman kecilku yg memotivasi js cerpen maaf ya Ajeng belum focus lg critanya..hehehe

05 Sep
Balas

Akhirnya terobati jg dg hadirnya cerpen ini. JazakillahBarakallahu

04 Sep
Balas



search

New Post