Kustiatun Widianinghsih

Dra.Kustiatun Widianingsih.M.Phil.SNE adalah peserta diklat Gurusiana tahun 2018, Aku adalah seorang Pengawas Sekolah Pendidikan Khusus.Aku lahir di Jogjakarta ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Seri RUMAH POHON
cerita ini mengingatkan aku disaat masa kecil ketika aku dibuatkan rumah pohon sama bapakku. Bapakku telah tiada di tahun 2008 sungguh kenangan yang indah.

Seri RUMAH POHON

3. ASAL MULA RUMAH POHON

Seri Kali Gajah Wong ( Part 10 )

Minggu , 6 September 2020

Sesampai dirumah dari perjalananku tugas mengikuti Pendidikan dan pelatihan dari kementerian. Sekalian aku pulang menengok ibuku di kampung halamanku, aku teringat pohon Jambu Sukun yang dulu ada disebelah kiri rumahku. Aku tidak langsung masuk rumah menjumpai ibuku tapi aku ingat masa kecilku yang suka mainan di atas pohon jambu Sukun. Pohon itu sekarang dinamakan jambu Kristal buahnya tidak ada bijinya dan manis rasanya. Tanaman ini termasuk tanaman langka. Setiap hari hampir tidak pernah berhenti banyak temanku yang mencari jambu Sukun. Sampai buahnya sudah habis yang satu pohon tetapi masih ada yang pohon lainnya, sehingga tak bosan-bosannya mereka berebut mencari jambu.

Ketika ada beberapa temanku mengambil jambu di atas pohon yang buahnya sangat tinggi, bapakku melihatnya dan berkata” Awas hati-hati jika naik pohon ya, jangan pegang ranting yang kering nanti patah dan kamu bisa jatuh”. Memang pohonnya tinggi namun batangnya kokoh karena bentuk pohonnya sangat kuat. Bapak merencanakan akan buatkan rumah-rumahan di atas pohon. Memang sudah lama rencana itu , namun bapak tidak sempat membuatkan karena musim hujan jadi takut anak-anak nanti bermain terlalu sering di rumah-rumahan diatas pohon.

Sebelum kami memiliki rumah-rumahan di atas pohon, ada kejadian” aduh tolong…” teriak Wowo yang saat itu jatuh dari pohon jambu sukun. Terdengar jeritan suara dari arah pohon jambu maka bapakku berlari dan menolong Wowo yang jatuh kesakitan. Ternyata Wowo tidak ijin kepada kami kalua mau minta buah jambu yang sudah matang. Rupanya Wowo adalah bocah yang datang dari tetangga desa dan temannya di Bone. “ Oh itu temannya temanku pak” kataku. Untung tidak apa-apa hanya lecet sedikit. Akhirnya bapak ngambilkan jambu untuknya, suruh makan disitu.

Aku teringat sesaat, ketika terbayang disaat aku berusia di bangku Sekolah Dasar. Bapakku selalu membuatkan barang /fasilitas yang memudahkan bagi anaknya untuk bermain. “ Mau aku buatkan tangga untuk mengambil jambu sukun? Kata bapakku.” Iya pak buatkan tangga dan getel ( bahasa Jawa ) alat untuk meraih buah jambu. Setiap hari tangga dari bambu itu selalu di taruh oleh bapakku di dekat pintu keluar di pintu rumah bagian luar. Kami memiliki halaman yang luas sehingga banyak tanaman yang dapat di tanam seperti pohon jambu, pohon jeruk nipis, pohon melinjo , tanaman pisang, dan masih banyak lagi yang bisa di tanam dihalaman rumahku. Selain tanaman yang perdu rumahku juga banyak tumbuh rumput manila sehingga suasana hijau dan segar.

Sekarang suasana yang dahulu segar sudah tidak lagi seperti dulu. Jambu Sukunku sudah tidak ada, hanya pohon Mangga Arumanis telah ditanam keluargaku. Serta ada pohon Rambutan dan jambu Kerikil baunya harum sekali.

Aku teringat saat aku bermain di rumah-rumahan di atas pohon Jambu Sukun,” Ayoo.. kita bawa makanan ke atas rumah” kataku dengan mengajak teman-temanku yang saat itu ada Anom, Laela , Rati dan Fatia sedang bermain dirumahku. Kami membagi tugas ada yang jadi ibu, bapak, anak, kakak dan adik. Kami bermian peran, Sungguh lucu jika mengingat saat itu. Ak uterus mengingat yang lucu-lucu pernah ada temanku perempuan yang naik pohon jambu tetapi lupa tidak pakai celana dalam sehingga teman-teman yang lain pada ketawa. Maaf saat itu temanku memang tidak memilikinya sehingga kadang tidak memakai. Ini hal yang tidak umum dilakukan saat ini dan tentunya sangat hati-hati saat ini banyak anak yang di sodomi di bullying dan pelecehan sex pada anak-anak. Kenangan ini menjadi sedih jika mengingatnya. Tak terasa ternyata hamper 30 menit aku duduk di muka pintu sambal tersenyum sendiri. “ Assalamualaikum “, kataku sambal aku masuk kerumah, ibuku kaget,” kok dating tidak bilang-bilang”,kata ibuku, sambal kupeluk ibuku yang sudah berusia 86 tahun , Alhamdulillah masih sehat dan daya ingatnya masih kuat. Aku bersyukur masih memiliki ibu.

Bersambung…..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ikut merasa seru dan haru membaur jadi satu Mbak

07 Sep
Balas

Trims bunda ..kunjungannya.salam literasi

07 Sep

Ditunggu lanjutannya Bunda...

06 Sep
Balas

Makasih bapak..setiap hari saya posting.trim kunjungannya

06 Sep

Kereeen cerbungnya. Sukses selalu. Salam literasi

06 Sep
Balas

Trimakasih kunjungannya.salam literasi

06 Sep

Kereeeeen cerita nya. Bunda pinter siiip

06 Sep
Balas

Keren... Jadi ingat masa kecil juga Bu.. saya follow ya Bu

06 Sep
Balas

Makasih follownya trims kunjungannya.bunda.salam literasi

06 Sep

Ok..semuanya.trims ya.salam literasi

06 Sep
Balas

Ditunggu sambungannya ya ..

06 Sep
Balas

Mantap bunda

07 Sep
Balas

Mantabbbbb jiwa, teruslah berkarya mbakku sayang, karena dalam setiap untaian kata itu mengandung berjuta makna

06 Sep
Balas

Aamiinx2trims adikku.semoga barokah.seperti sudah pulang ke rumah..hehehe

06 Sep



search

New Post