PUSPA BINTANG
Puspa Bintang
Demam bunga merambah dikalangan emak-emak mulai emak penjaja sayur, ibu rumah tangga, orang kantoran bahkan para ASN. Seakan kerasukan setan kembang, yang menggoda para emak untuk maniak bunga. Tiap hari kegiatannya tak lepas dari berburu bunga . Tanaman semak yang dulu dibiarkan terbengkalai kini naik pangkat menjadi idola yang di buru para nyonya. Membeli dengan Harga 100 ribu sampai 500 ribu menjadi suatu kebanggaan buat para emak.
Fenomena ini terjadi sebagai akibat dari Pandemi Covid 19, dimana penerapan work from home telah menyebabkan kejenuhan. Upaya yang dilakukan para nyonya, adalah dengan mencari sesuatu yang bisa menghibur kegelisahannya dan kebosanan berada di rumah. Hal itu dapat terobati dengan merawat bunga dan mempercantik taman di rumahnya.Sehingga mereka punya kecenderungan berburu puspa untuk mempercantik rumahnya.
Kebiasaan selanjutnya adalah meng- upload apa yang telah diburunya ke medsos terutama facebook dan instagram. Kepuasan akan semakin melambung jika ada komen yang berisi pujian. Hal itu juga yang menyebabkan mereka semakin bernafsu untuk selalu menunjukkan yang lebih bagus lagi. Dan ketika ada yang punya bunga lebih bagus akan membuat untuk bisa mengungguli atau minimal menyamainya. Semakin banyak komentar pujian ,akan menciptakan tingkat kepuasan yang tinggi.
Kali ini tiba pada masa perambahan demam bunga, dengan tantangan “Salam Lestari Lingkungan” Entah siapa yang memulainya, tiba-tiba ada tantangan untuk menunjukkan bunga dirumah para emak, dan meng- upload di facebook selama sepuluh hari. Isi tantangannya seperti ini” Saya menantang bunda cantik X untuk berbagi gambar tumbuhan apapun selama 10 hari.Setiap hari saya akan memilih koleksi di rumah dan meletakkan tanpa penjelasan. Saya mencalonkan seseorang mengambil tantangan 10 hari, 10 foto koleksi tanaman, 10 nominasi 0 penjelasan.”
Aku hanya menikmati saja karena memang tidak suka merawat bunga. Kulihat di facebook Salam Lestari lingkungan sudah merambah tempat kerjaku. Ibu-ibu saling tantang untuk menunjukkan tanamannya. Hal itu sangat mengasyikan bagiku. Hari demi hari kulihat foto-foto anggrek cantik yang ada di medsos,ternyata bisa menghibur juga.
“Lumayan ada tontonan gratis, bisa buat refreshing.” Gumamku sambil melihat tanaman yang di upload teman guru. Selanjutnya tiap hari, kuluangkan waktu untuk melihat puspa cantik teman-temanku. Hingga pada suatu hari, dikejutkan oleh tantangan lestari lingkungan yang ditujukan untukku.
“ waduuh..mampus aku! Apa yang harus ku upload, suket teki???? Ucapku lirih.
Aku berusaha menolak tantangan itu tapi Ibu kepsek dan beberapa temanku mengatakan bahwa aku tidak perlu mundur, tetap terima dengan menunjukkan tanaman yang ku miliki.
“Walah.. apa juga yang kupunya,tidak ada tanaman selain tanaman obat dan semak belukar .” keluhku. Kalut juga pikiranku karenanya, bingung bercampur gemes mulai kurasakan. Dengan malas kulihat satu persatu tanaman di rumahku, mungkin ada yang bisa ku tunjukkan untuk tantangan tersebut . tidak ada yang bagus, tapi aku punya bunga bintang kesayangan, bunga yang memiliki khasiat untuk menghentikan perkembangan myom. Mungkin bisa menjadi puspa pertama yang kupilih untuk kutunjukkan di facebook.
Alhasil ku ambil HPku dan ku foto bunga bintangku, walau sebenarnya ada rasa ragu. “mungkinkah bisa masuk kategori bunga cantik?” dalam hatiku masih bertanya, penuh kebimbangan. Singkat cerita,melewati pertimbangan yang panjang akhirnya kubuka facebook ku dan kuterima tantangan temanku dengan mengunggah foto bunga bintangku. Dan klik, fotoku sudah terunggah dengan anggunnya
Satu jam setelah pengunggahan kucoba untuk melihat facebook, kuberanikan diri untuk melihat statusku. Ternyata tidak seburuk dugaanku karena kata sambut dari ruang komentar lebih menyejukkan hatiku.Pengalaman pertamaku ini membawa perubahan pada diriku. Hal yang tidak pernah kulakukan sebelumnya telah kukerjakan hari ini , yaitu menyiram bunga di depan rumahku.
“Mbak..dengaren nyirami kembang?” Celetuk tetanggaku.
“ Ya, tuh..mama jadi suka merawat bunga, lihat itu pot- pot kosongnya di tanami sekarang.” Anakku juga ikutan komen. Ternyata pada akhirnya wabah maniak bunga merambah kehidupanku juga. Dan aku mulai memperbanyak tanaman di rumahku sekarang. Bagiku tidak harus beli, dengan memperbanyak bunga yang telah ada sudah cukup, sudah merupakan kemajuan untukku dalam merawat dan melestarikan lingkungan, minimal dari rumahku sendiri.
“Salam Lestari Lingkungan”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Yap. Hidup jadi berbunga-bunga...literasi lingkungan bersanding literasi sains, pasangan klop.
Betul kangmas
Trimakasih, dah ku follback
Siiiplah
Siplah...
Keren bu
Sama bunda.. Aku juga punya puspa bintang.. Bunga cantik
Tuk hilang dari kejenuhan yang panjang
Benar sekali
Aku Juga Suka Bunga....Bagus
Siiip
Salam Lestari Lingkungan, inspiratif bunda!
Trimakasih Bun
Ternyata samaaaa yaaa.. seneng kembang
Karena dipaksa hi hi
Kalimat pas, cerita yang asik dan tema yang kekinian. Keren. Semangat literasi bunda cantik. Izin follow ya, follback please