Gambar dan pengalaman ku ini diambil dari peristiwa tahun lalu pada saat penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2020-2021. Semua bahan peserta didik kami terima dengan segala kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki.

Kami adakan test calistung (baca, tulis dan berhitung). Tidak ada maksud untuk membedakan antara peserta didik satu dengan yang lainnya. Test ini dilakukan hanya semata mengukur kemampuan dasar merek pada saat masuk ke SMP kami. Kami jadi mengetahui lebih dalam dan dapat menganalisis harus memulai dari mana untuk mendidik mereka.

Alhamdulillah dari lima rombel yang ada, hampir 95% mereka sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung. Hanya 5% saja yang masih terbata-bata dalam membaca dan kaku untuk menulis. Tapi itu bukan masalah untuk kami. Justru tantangan yang harus kami jalani, kami harus mampu membuat mereka pandai.

Kebahagian untuk kami ketika bahan 5% itu dapat menjadi bagian dari keberhasilan tangerang kami. Test yang kami lakukan adalah membaca cepat dan efektif, menulis dengan huruf sambung dan beberapa soal hitungan yang melibatkan operasi hitung dalam sebuah cerita. Juga mengetest mereka dalam membaca dan mengenal Al quran.

Dengan seperti itu, lebih mudah untuk kami mengelompokan peserta didik yang mahir, lancar, kurang lancar dan bahkan sama sekali masih buta. Semoga cara ini dapat lebih meningkatkan prestasi sekolah kami yang bermotokan sekolah berprestasi, mandiri dan bereawasan lingkungan.