Mang Didi nama panggilan seorang laki-laki yang berperan sebagai ppk (pahlawan pemberantas kelaparan). Mengapa demikian? Karena mang Didi bagi kami memang pahlawan ketika kami merasa lapar. Bak mie atau yang sering kita sebut mie ayam olahan mang Didi betul-betul lezat dan memanjakan lidah ini untuk terus mengunyah dan berbagi sampai ke lambung.

Harga satu porsi mie ayam mang Didi hanya delapan ribu rupiah saja. Walaupun harga nya murah, tapi rasanya luar biasa. Aku lebih memilih mie ayam mang Didi dibandingkan dengan mie ayam lainnya. Campuran sawi yang hijau membuat selera makan menjadi lebih tergugah.

Pelayanan cukup baik, rekomendasi banget pokoknya. Respon cepat dan ramah. Mang Didi usianya masih muda, tapi sudah bisa menjalankan usahanya dengan baik.

Di musim hujan seperti sekarang ini, permintaan mie ayam mang Didi meningkat, karena memang bisa menghangatkan tubuh ini. Hangatnya air yang sudah berbumbu itu membuat suhu tubuh meningkat dan tidak merasa kedinginan walau cuaca ekstrim.

Mang Didi sangat menjaga kualitas rasa, hampir setiap hari rasa yang disajikan konstan, relatif tetap menuju meningkat. Salut dengan mementingkan kepuasan para pelanggannya. Itu yang perlu aku tiru dari mang Didi. Pelayanan yang baik tentunya akan menghasilkan sesuatu yang baik juga. Tidak pernah sampai sore mie ayam mang Didi bertahan di gerobak. Paling lama sampai pukul 14 mie ayam mang Didi bertahan di gerobak. Setiap harinya selalu laris sebagai PPK di musim hujan.