Bakwan atau di daerah aku dikenal dengan bala-bala adalah makanan yang digemari oleh sebagian besar orang. Bahkan pada bulan puasa, makanan ini merupakan makanan wajib yang ada dalam hidangan takjil. Bahan-bahan bakwan variatif tergantung selera masing-masing.

Bahan dasar yang digunakan pada umumnya sayuran yang terdiri dari wortel, kubis, bawang dan bumbu. Ada juga yang memilih mie sebagai bahan dasarnya. Kali ini aku pun memilih mie sebagai bahan dasarnya yang sudah tercampur dengan sawi dan ayam.

Tahukah pembaca? Bahan dasar yang aku pakai itu sudah tersedia dari tadi malam. Berawal dari kami yang merasa lapar, bahan masakan di rumah sudah habis dan belum sempat menyetok kembali, akhirnya suami mengajak kami untuk membeli baso khas Malang yang letak nya tidak terlalu jauh dari rumah ku.

Satu porsi menu baso komplit untuk suamiku, satu porsi baso tanpa mie licin untuk ku dan sati porsi mie ayam untuk Abdan. Esa tidak ikut waktu itu karena Esa tidak mau pindah rumah dengan alasan kasihan abah (ayahku) tinggal sendiri. Padahal rumah abah berdempetan dengan rumah kakakku. Rasa khawatir Esa luar biasa, alhamdulillah memiliki kamu Esa.

Kembali ke mie ayam, aku sudah mengira pastinya mir ayam tidak akan habis sebab Abdan sebelumnya sudah menghabiskan satu piring nasi dengan ayam geprek mang Tole. Benar saja, mie ayam pesanan Abdan hanya diaduk-aduk saja dan rasa mengantukpun telah tiba. Abdan tertidur. Aku yang ditugaskan untuk menghabiskannya. Lambungku sudah tidak mampu menampungnya.

Aku simpan mie ayam Abdan dengan ditutupi tutup panci. Pagi hari aku campur mie ayam tersebut dengan terigu dan sedikit royko. Aku goreng dan hasilnya seperti pada gambar tubmnailku. Alhamdulillah habis seketika. Tidak ada yang mengira itu mie ayam yang tidak dimakan Abdan, rasanyapun lezat dan nikmat disajikan di musim hujan seperti ini.