#Tantangan Hari Ke_59#

Pagi ini, pak Purnama sibuk membersihkan taman sekolah. Mulai dari mengganti pot yang udah pecah, memotong daun tanaman yang sudah berubah warna dari hijau menjadi kuning, memisahkan anakan tanaman dari induknya yang mulai menupuk, menyoiram dan sekaligus memberi pupuk. Terlihat sangat telaten, namun seskali terdengan pak Purnama menggerutu, tak tau juga apa yang diomelin, karena tampaknya dia berbicara dengan dirinya sendiri.

Beberapa kali saya pergoki pak Purnama ngoceh sendiri. saya biarkan saja, karena itu adalah bentuk melepaskan lelah setelah bekerja separuh hari. “hai mas Pur, ceria amat pagi ini, sapaku dengan memberikan senyum terbaikku. “ eh..ibu, ngagetin aja, hai juga bu”, balas mas Pur dengan sedikit senyum walaupun terlihat sedikit dipaksakan. Saya berlalu menuju ruang guru, setelah meletakan bawaan yg lumayan berat, maklum laptop agak gede, saya berjalan menikmati taman yang selalu dirawat mas Pur.

“Mas Pur manyun aja dari tadi”, ada masalah yaa ? saya so tau aja nanya. “ ini bu, pada ga bantuin, sendiri ngurusin taman segede ini !,”. ooalaaah..ternyata mas Pur sering ngomong sendiri karena tidak dibantuin. “mas Pur harus bisa berdikari, tidak perlu bantuan orang lain, karena ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab mas Pur. “ apa itu berdikari ?”, tanya mas Pur, “ berdikari itu artinya berdiri di atas kaki sendiri “. “memangnya selama ini saya berdiri pinjam kaki orang bu ? “, ucap mas Pur agak cemberut, “ maksud saya mas Pur harus mandiri melaksanakan tugasnya, kerjakan dengan semangat, tidak usah menunggu bantuan orang lain, karena kalau ga ada yng bantuin, mas Pur kesal melulu”. “Ooooo… gitu ya bu, ok baiklah akan saya usahakan untuk berdikari”.

Jakarta, 9 Agustus 2020

Laila Heluth

Tantangan menulis hari ke_59