#Tantangan Hari Ke_62#

Seindah namanya, senilai dengan kecerdasannya, berkilau seperti senyumnya. Itulah yang membekas dalam benakku tentang dia. Semenjak jadi anak wali saya, belum pernah terdengan keluh kesah dari mulutnya. Walaupun sakit, dia selalu ingin ke sekolah. Dia adalah kesayangan kedua orang tuanya, dijaga dan dirawat dengan baik bagai berlian. Karena penasaran, saya tanya teman sebangkunya, apakah dia punya saudara? “ iya bu, satu kakak cowok, punya kakak cewek tapi meninggal pada insiden jatuhnya pesawat sukoi di gunung salak, karena kakanya seorang pramugari”. Saya terkejut, ternyata benar saja kalau kedua orang tuanya sangat kwatis sampai-sampai pobia anaknya melanjutkan studi di luar jakarta yang memerlukan transportasi pesawat terbang.

Setiap guru memiliki kesan tersendiri darinya, pintas, sopan, ceria dan juga cantik. Itu yang sering saya dengar dari para guru yang mengajar di kelas saya. Suatu hari mamanya mengirim pesan ke saya bahwa anaknya sakit, dalam penangan dokter, mungkin bisa ijin dua minggu, saya sedih, berlianku tak tampak di kelas. Hari senin, kelas saya mendapat jadwal foto untuk ijasah, dia terpaksa datang, kusambut kedatangannya di gerbang sekolah, dia berlari memelukku sambil menagis, katanya kangeen. Tak terasa air mataku juga menetes.

Tiba perpisahan tanpa pelukan, karena pandemi. Dia diterima di IPB jurusan fisika, dengan gembira dia mengabarkanku. Alhamdulillah syukur, hanya itu yang mampu kuucapkan. Semoga kedepannya kau semakin sukses, tercapai semua cita-citamu, sungguh sikapmu patut menjadi teladan RIZKY DEVA BERLIAN, kau adalah anugrah dan menjadi bagian cerita terindah dalam perjalanan hidupku, kau adalah berlianku.

Jakarta, 12 Agustus 2020

Laila Heluth

Tantangan menulis hari ke_62