#Hari Ke-38#

Semua orang memiliki mimpi yang besar untuk masa depannya. Semangat berusaha yang membedakan seajauh mana mimpi-mimpi besar itu kita wujudkan. Bersyukurlah bagi mereka yang sejak lahir sudah memiliki mimpi setinggi langit, karena terlahir dari keluarga yang mampu memfasilitasi semua mimpi menjadi kenyataa. Berbeda dengan yang lain, ada terlahir di pelosok dan pesisir, jangan kan untuk bermimpi, sedikit nyali untuk bermimpi saja kadang tidak kita punya karena dihadapkan dengan keterbatasan. Namun semesta memberikan pilihan untuk kita berusaha keras melampaui keterbatasan kita. Menyerah pada keterbatasan adalah pilihan yang paling tidak manusiawi.

Bermula dari realitas yang terbatas, saya memilih jalan yang berbeda dengan kebanyakan orang di kampungku. Pada prinsipnya saya memiliki mimpi dan cita-cita yang cukup sederhana. Bisa sekolah di luar negeri, dengan biaya ditanggung pemerintah. Tidak ada pencapaian yang tunggal usaha sendiri, banyak hal yang menopang keberhasilan setiap orang, dan hal itu sangat meyakinkanku untuk tetap meneruskan cita-citaku. Jalur pendaftaran beasiswa saya coba, dengan informasi yang saya peroleh, kulakukan sebisa mungkin. Hasilnya memang nihil, tapi semangatku tak pernah pudar.

Sampai saat ini, saya tetep membangun keyakinanku untuk bisa kuliah di luar negeri, satu hal yang pasti bahwa jika Tuhan berkehendak, yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Kutitipkan cita-citaku di ujung sajadahku, mengharapkan Rahman dan RahimNYA, menjamah setiap do’aku, menempatkanku dalam cita-citaku. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin...

Jakarta, 19 Juli 2020

Laila Heluth

Tantangan menulis hari ke_38