Laila Heluth

hidup untuk "HIDUP". Semakin aku tahu, aku tahu bahwa aku tidak tahu...

Selengkapnya
Navigasi Web
HANYA DETIK INI

HANYA DETIK INI

Pentigraf_16

Banyak orang mengklaim bahwa mereka memiliki tanah dan rumah yang mewah. Berusaha sebisa mungkin untuk sukses, baik dirinya secara pribadi maupun anak dan keturunannya. Hal yang sama terjadi pada keluarga Agus, tetangga pak Bagus. Pak Agus memiliki sebuah mobil, sebuah sepeda motor keluaran terbaru, seorang istri yang cantik dan tiga anak perempuan yang ga kalah cantik sama mamanya. Setiap hari pak Agus membersihkan motor kesayangannya. Suatu pagi keluarlah pak Bagus sambil mendorong sepeda bututnya. Diliatin sama Agus, pak Bagus belum ganti juga sepeda bututnya ? tanya Agus sambil nyegir. “ ga usah pak Agus, selagi masih bisah membawa saya ke tempat kerja, ini aja”, ucap pak Bagus.

Pak Agus adalah seorang guru di SMA swasta ternama di Jakarta, sedangkan pak Bagus adalah penjaga sekolah dimana pak Agus mengajar, dan kebetulan tinggal berdekatan juga dengan pak Agus. Pak Bagus memiliki seorang istri dan seorang anak perempuan yang sekarang lagi menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Makasar. Hari minggu, seperti biasa, pak Agus mengajak keluarganya untuk mengunjungi tempat wisata TIJA (Taman Impian Jaya Ancol). Sengan menunggangi pajero sportnya, pak Agus sekeluarga menuju TIJA. Mbil dikendarai melaju di jalan tol, amanya juga jalan bebas hambatan, sebisa mungkin pak Agus melajukan kendaraannya sambil sesekali menyalip mobil di depannya, tiba-tiba dooooom, terdengar bunyi ledakan, ban depan mobil yang dikendarai pak Agus pecah. Mobil lepas kendali dan menabrak pembatas jalan. Nyawa pak Agus tidak tertolong, sedangkan anak istrinya selamat dari kecelakaan tersebu. Berita itupun sampai ke pak Bagus.

Dengan lemas pak Bagus memanggil istri dan anaknya, di ruang keluarga yang sederhana, pak Bagus memulai pembicaraanya “ bersyukurlah bahwa hari ini kita masih bisa menghirup udara di pagi hari, bisa melihat mentari bersinar, dan bisa menikmati makanan bersama. Sesungguhnya semua yang ada di dunia ini hanya pinjaman. Bahkan nafas kita ini juga pinjaman. Kemarin telah berlalu, besokpun belum tentu kita hadir, karena hidup adalah detik ini, bukan menit yang barusan berlalu, manfaatkanlah setiap detikmu untuk mengingatNYA, lakukan dalam bentuk bersyukur. Hidup adalah detik ini, bukan hari ini, karena belum tentu kita mampu menyelesaikan satu hari. Pak Agus, barusan tadi pagi menyapa bapak, belum sampai siang hari, beliau telah pergi, itu adalah pelajaran untuk kita, dan pertanda bahwa belum tentu kita berada di satu hari ini. Karena Tuhan bersumpah demi masa (waktu) bukan demi hari. Masa adalah kumpulan partikel yang memenuhi ruang, baik materi maupun non materi”. Pak Bagus menutup pembicaraanya.

Jakarta, 27 Juni 2020

Laila Heluth_Pentigraf (16)

Tantangan menulis 30 hari

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mati juga, semoga kita bisa selalu tawakkal, kereen tulisannya, salam literasi

27 Jun
Balas



search

New Post