Laila Heluth

hidup untuk "HIDUP". Semakin aku tahu, aku tahu bahwa aku tidak tahu...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGENANGMU

#hari ke_31#

Aku terbangun pukul 02.00 WIB dini hari. Wajah itu membuatku meneteskan air mata. Tiba-tiba saja aku mengenang masa-masa indah bersamamu. Tiap hembusan nafasmu adalah perjuangnmu membesarkanku. Tiap derap langkahmu adalah perjuanganmu membentangkan jalan masa depanku, tiap gerakkan tanganmu adalah ukiran kasih untuk prestasiku. Tidak terlupakan sepanjang hayat dikandung badan, bahwa seorang pekerja keras mampu memberikan penghidupan yang layak untuk anaknya.

Pagi itu, aku harus pulang untuk menyampaikan kabar bahwa aku diterima diperguruan tinggi negeri yang cukup terkenal. Dengan menumpangi kapal motor kayu yang bermesin tempel, aku pulang ke kampung halaman. Dua jam perjalanan melintasi laut, kencangnya angin dan tingginya gelombang tidak ku hiraukan, karena berita gembira yang aku bawa untuk kedua orang tuaku. Tahun 1995, kala itu jika ada anak yang diterima di PTN, merupakan kebanggaan yang luar biasa, apalagi anak kampung seperti aku. Kapal tiba di pelabuhan desa, ada sosok yang begitu aku kenal, dengan langkah yang tegap dia menyambutku. “ diterima di PTN ya ? dengan suara parau dia bertanya, aku tersenyum dan menjawab “ya”. Kulihat dibalik kaca mata hitamnya, ada butiran air yang mengalir, dia bahagia. Aku tahu, ini adalah awal perjuangan yang berat untuknya, tapi dia berusaha menyemangatiku.

Kujelaskan semua pembiayaan kuliahku, dengan semangat dia menyuruh mamaku (panggilan untuk ibu) untuk cari pinjaman cengkih agar dijual untuk biaya kuliahku. Aku menarik nafas panjang, baru masuk kuliah udah begini, bagaimana kelanjutannya?. Pikiran itu terlintas di kepalaku, ternyata sampai di telinga bathin papaku (panggilan untuk ayah). Dia tersenyum, “ jangan khawatir, aku akan tetap menyekolahkanmu sampai sarjana”. Aku kaget, diapun tersenyum memberikan kekuatan untuk aku melangkah. “Seminggu sebelum membayar apapun di kampus, tolong kabarin papa”, pintanya sebelum aku beranjak tidur karena besok harus balik ke kota menyelesaikan administrasi perkuliahan. Janji itu aku tepati, setiap ada tagiahan apapun di kampus, aku paling terakhir melunasinya, karena kuberikan waktu satu minggu untuk ayahku mengais rejeki.

Tahun 1999 terjadi kerusuhan bernuansa SARA di kota Ambon. Semua aktifitas lumpuh total, termasuk pendidikan. Aku berinisiatif melanjutkan kuliahku di kota Daeng, Makassar. Dengan bermodalkan Rp 4000 dan kartu mahasiswa, aku kabur dengan menumpangi kapal PELNI LAMBELU menuju kota Daeng bersama ratusan mahasiswa lainnya. Kami diterima dengan baik sebagai mahasiswa pindahan. Seminggu berada di kota Daeng, ku kabari orang tuaku. Mereka hanya berdo’a semoga aku baik-baik saja di rantau orang. Setahun berlalu, kudengar kabar papaku lumpuh, aku pulang ke kampung, walaupun kondisi belum begitu normal. Kulihat papaku terbaring, dengan meneteskan air mata dia berucap, tetaplah kuliah, papa baik-baik saja. Beberapa harta kami dijual untuk biaya kuliahku, aku balik lagi menyelesaikan studyku. Setahun kemudian aku selesai menyandang titel S.Pd. segerahlah aku pulang, bekerja sebagai tenaga honorer untuk membantu perekonomian keluarga. Satu tahun aku mengabdi, tepatnya tahun 2001, papaku dipanggil pulang keharibaanNYA. Kupandangi tubuh kakunya yang semakin kurus, kupanjatkan do’a, semoga Allah menempatkannya di tempat yang layak, mengasihinya seperti ia mengasihiku. 19 tahun sudah, kau hidup dalam kenanganku, perjuanganmu tak akan ku lupa. Semoga kau bahagia di alammu, papa.., aku merindukanmu dalam kenangan bersamamu.

Jakarta, 12 Juli 2020

Laila Heluth

Tantangan menulis hari ke_31

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Husnul khatimah papanya Bu.

12 Jul
Balas

Aamiin Yaa Rabbal Alamiin...terima kasih bunda

12 Jul

Hebat Bu, tetap semangat.

12 Jul
Balas

Siaap bunda. Terima kasih untuk suportnya.

12 Jul

Semoga Husnul khatimah Bu, dan tetap semangat menjalani hari-hari nya dengan berkarya..

13 Jul
Balas

Semoga Husnul khatimah alm papanya Bu,tetap semangat

12 Jul
Balas

Aamiin Yaa Rabbal Alamiin. Terima kasih bunda untuk do'a dan suportnya

12 Jul



search

New Post