Mamaa… mana seragam saya. Teriak Nona dari dalam kamar. Ini adalah hari pertama Nona masuk sekolah di SMP negeri maju. Tubuhnya yg pendek dan kurus membuatnya terlihat seperti masih anak SD. Mama menghampiri nona sambil menenteng seragam yang baru selesai disetrika. Dengan senang hati Nona mengambil baju seragamnya dan langsung mengenakannya. Kebetulan mama Nona bisa menjahit walaupun hanya pakaian tetangga.

Nona berasal dari keluarga yang hidupnya pas-pasan, bahkan bisa dikatakan kurang. Pagi hari dengan bermodalkan sepeda butut, Nona mulai mengayuhnya dengan senyum manis menuju sekolah. Selamat pagi anak-anak, sapa guru seni budaya. Mari kita berdo’a sebelum belajar, “bapak absen dulu yaa.. Nona marina, “hadir pak, jawab Nona masih dengan senyum manisnya.Walaupun menjadi anak dengan ukuran badan yang kecil, namun Nona tidak pernah merasa malu bahkan ia bersyukur karena tidak perlu ganti baju seragam setiap tahun ajaran baru.

Singkat cerita, Nona sudah naik kelas IX, terlihat ukuran tubuhnya mulai berubah, tinggi dan sedikit gemuk. Tahun ajaran baru, seperti biasa hampir semua anak dibelikan seragam baru oleh orang tuanya. Lain halnya dengan Nona, rok seragamnya memang baru, tapi kali ini mamanya menggabungkan dua buah rok semenjak Nona masih kelas VII dan VIII menjadi satu, karena keadaan perekonomian yang pas-pasan, Nona tetap bahagia dengan rok baru hasil renofasi dari mamanya.

Jakarta, 17 Juni 2020

Tantangan Menulis 30 Hari

Pentigraf_6