#Tantangan Hari Ke_93#

Bel masuk sekolah berbunyi, tanda semua siswa harus masuk kelas.

Anak –anak masih saling berkejar-kejaran walaupun sudah beada di dalam kelas. Nampak Helena duduk terdiam dikursinya, sambil menopang dagu dengan sebelah tangan.

“Assalamu alaikum, selamat padi anak-anak”, suara ibu Sayang menghentikan gerakan anak-anak. Ibu sayang adalah panggilan untuk ibu Tuty karena beliau sangat sayang dan memahami konsidi anak-anaknya.

Jika ada anak yang sakit, bu Tuty langsung menjenguk, jika ada anak yang tidak bawa uang jajan selalu dijajanin. Pokoknya bu Tuty the best deh. Sampai-sampai ada orang tua yang kesulitan uang belanja, eeh dibantuin juga, padahal bu Tuty tidak memiliki usaha sampingan, gajinya murni hanya dari pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil yaitu guru. Contoh yang perlu diteladani, tapi kata orang ga sampai gitu juga kaleee.

Bu Tuty menghampiri Helena yang duduk termenung sampai tidak menjawab salam darinya. “ Ada apa sayang?, kayanya Helen ada masalah ya ?”, tanya bu Tuty. “bapak lsgi di kantor polisi dan ibu di rumah sakit”, jawab Helena dengan wajah sedih. “Yaa Allah, kalau begitu, Helen pulang aja, ibu ijinin hari ini ga usah belajar, nnti sore ibu ke rumah Helen ya !” ucap bu Tuty sambil mengemasin tas Helena. Dengan cepat Helena pulang meninggalkan ruang kelas, di depan pintu ketemu pak Boby, guru olah raga yang agak serem. “Helena ke mana ?, tanya pak Boby. “pulang, karena bapaknya di kantor polisi dan ibunya di rumah sakit”. Jawab bu Tuty dengan cepat. “waduuh (sambil tepok jidad), bapaknya polisi dan ibunya suster, jadi harus di situ tempatnya”, jawab pak Boby tidak kalah cepatnya. Saking baiknya, Bu Tuty tidak merasa kalau sudah ditipu oleh Helena.

Jakarta, 12 September 2020

Laila Heluth

Tantangan menulis hari ke_93