Bagi Sekolah Negeri yang notabene sekolah umum, dalam usaha menumbuhkan karakter dan akhlakul karimah memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah konsisten. Sikap konsisten ini dipengaruhi dari kebiasaan, dan kebiasaan tumbuh karena lingkungan sekitar yang mewarnainya. Bagi sekolah umum mengembangkan karakter atau akhlakul karimah anak melalui kegiatan pembiasaan beribadah merupakan hal yang tidak mudah.

Ditinjau dari kurikulum sekolah, mata pelajaran agama islam diajarkan 4 jam pelajaran selama seminggu. Selebihnya melaui kegiatan ekstrakurikuler seperti BTQ dan pembiasaan-pembiasaan lainnya seperti sholat dhuha, sholat berjama’ah, istighosah, dan Jum’ah berkah. Sekolah berusaha kegiatan ini dilaksanakan secara terprogram dan terstruktur, agar berjalan maksimal dan sesuai visi sekolah. Dalam pelaksanaannya di sekolah membutuhkan usaha keras antara guru dan kepala sekolah. Baik melalui keteladanan, semacam penugasan guru untuk menghasilkan penilaian sikap, dan pengawasan secara intensif agar berjalan efektif.

Tidak cukup di sekolah, Hal ini juga harus ada sinkronisasi atau kerjasama dengan orang tua murid. Orang tua hendaknya melakukan pengawasan dan memberikan teladan, karena keteladanan adalah jurus ampuh dalam penanaman karakter anak, karena anak melihat sesuatu yang sinkron dari ucapan dari perilaku orang tuanya.

Orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan anak. Agar hubungan kerjasama terjalin baik, oarng tua harus menerima dukungan dari skeolah berupa pengetahuan dan sarana yang bisa mendorong orang tua berpartisipasi penuh sebagai mitra kerja sekolah. Dan sebaliknya pihak sekolah menerima masukan dari orang tua yang dapat dijadikan masukan dalam memfasilitasi belajar anak secara lebih efektif.