Perempuan adalah pihak yang paling rentan ketika terjadi konflik. Budaya damai sangat diharapkan dalam setiap lini masa kehidupan. Damai secara fisik maupun pola pikir. Pola pikir menjadi bagian penting dalam melakukan antisipasi dan solusi atas permasalahan yang terjadi.

Perempuan sebagai agen perubahan dapat berdaya guna, melakukan kolaborasi, dan memiliki inisiatif menciptakan perdamaian. Perubahan dapat dimulai dari diri sendiri yaitu dengan memiliki sikap peduli dan empati terhadap lingkungan sekitar. Melakukan hal-hal yang inklusif dalam menciptakan perdamaian dan semangat menumbuhkan resiliensi.

Peran perempuan dalam pencegahan dan penanganan konflik menunjukkan bahwa perempuan telah memiliki pengalaman dalam penegakan, kemajuan berperan dalam menyelesaikan konflik, dan pemulihan pasca konflik. Menggaungkan kegiatan dengan nilai-nilai toleransi, kesetaraan gender, dan menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Isu perdamaian itu merupakan isu bersama. Mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang dewasa. Sikap tidak peduli terhadap isu yang menimpa orang lain perlu dihindarkan. Konflik yang terjadi di tempat tinggal kita, perasaan tidak aman, dan diskrimasi perlu disikapi dengan meningkatkan awaraness dan kepemilikan terhadap isu-isu perdamaian.

Generasi muda jaman now dapat menjadi bagian perdamaian dunia. Jangan sampai menungu momen yang tepat dalam bertindak. Penyebaran perdamaian tidak harus dengan cara yang sulit, mulai dari yang sederhana dengan mengembalikan semangat dan persaudaraan antar sesama. Melakukan sesuatu sesuai harapan dan mendorong perdamaian dengan membangun komunitas untuk mencapai suasa aman dan damai.