Biji Kurma

Bu Sari dengan antusias membongkar isi tasnya. Ia keluarkan sebuah plastik snack berwarna putih yang kedap udara dan sebuah snack berwarna merah. Kita semua antusias menyambut snack yang dibawa bu Sari. Sebuah kurma asli dan kwaci dari Arab. Kakak bu Sari yang bekerja sebagai TKI, acap kali sering mengirimi snack dari sana.

Ibu-ibu pun menikmati kedua snack tersebut. Ibu-ibu menaruh sejumput kwaci dimeja masing-masing. Bungkusan kurma pun berputar terus untuk saling diicipi. Kita semua asyik dengan laptop dan ngemil kwaci. Saling bertukar ide tentang pembelajaran daring pun tak terlewati. Membahas topik hangat pun semakin membuat kita intim dengan suasana kantor. Meskipun anak didik sedang pembelajaran daring, bapak ibu guru tetap bekerja dari kantor alias WFO.

Pak Nuri yang suka sekali menengok pekerjaan kita sambil ngobrol. Untuk menghilangkan kejenuhan bertatapan dengan laptop ia mulai mengelilingi meja kita satu persatu. Tak lupa terkadang nyomot apa yang ada dimeja kita. Pak Nuri pun tertarik sesuatu yang berada dimeja bu Sari diantara ceceran kwaci yang masih berisi. Ia ambil kwaci yang besar. Pak Nuri menganggap kwaci besar ini pasti enak dibandingkan dengan lainnya. Langsung saja ia lahap. Namun gigi tua Pak Nuri tak sanggup mengunyahnnya. Ia ludahkan kwaci yang ia makan. Setelah diperiksa ternyata biji kurma bukan kwaci.

Shubuh, 19072020. 04.26