Lailatul Nurdian

Kelahiran asli kota Reog. Ponorogo. Cintanya pada dunia pendidikan berkat Ibunda tercinta. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Renjana Seorang Pendongeng Part 3
Pinterest

Renjana Seorang Pendongeng Part 3

Renjana Seorang Pendongeng Part 3

Kak Yul bergumam sendiri dipinggir sawah. Kenapa ke-3 gadis impiannya menolak dan yang terakhir sudah dikhitbah oranglain. Kak Yul menghubungi bu Aya untuk sekedar curhat. Mengurangi beban rasa dihati. Ngudar rasa.

Kak Yul menceritakan keinginannya untuk segera menikah. Ia menganggap setelah menikah akan berkembang lebih baik lagi. Tawaran Pak Martin pun menjadi sebuah pilihan lagi bagi Kak Yul. Semua angannya ia ceritakan pada bu Aya. Dengan logat seperti biasanya,manja dengan logat perempuan, tutur bahasanya yang halus, kak Yul bercerita dengan derai air mata. Cerita kak Yul malah membuat bu Aya tertawa.

"Yul, dirimu itu masih muda. Kenapa pingin segera menikah kok tidak bisa di rem. Lamar anak gadis kok sampek 4 Kali. Ditolak juga kan akhirnya. Itulah Yul, Allah itu belum ridho kalau dirimu menikah"

Bu Aya mencerca terus. Membuka jalan pikiran Yulianto, teman ngajar sekaligus teman saling curhat. Kak Yul menyeka air mata yang tersisa. Hatinya seolah mengiyakan apa yang dituturkan bu Aya padahal belum menerima.

"Bener sih, bu. Aku tu masih muda. Menikah itu niat suci kok ibuk menyalahkan" protes kak Yul.

"Aku tidak menyalahkan niatmu, Yul. Tetapi belum waktunya. Karir pendongengmu itu didepan mata. Langkah panjang terbentang luas didepan. Ayo Yul, tatap masa depan itu penuh gelora jiwa, bukan keinginan untuk menikah. Bukan tidak boleh menikah, tetapi dirimu itu belum waktunya. Ke4 gadis yang telah menolakmu itu sebagai tanda Allah belum ridho. Kalau Allah ridho sekali lamar, ya langusng jawab Iya. Semua urusan akan mudah dan lancar. Itu kalau Allah ridho."

Kak Yul mengeja setiap kata yang dikeluarkan bu Aya tetapi belum setuju pendapatnya bu Aya dengan renjananya yang kian menjadi.

"Bener,bu Aya. Coba sekali lagi lah bu?. Coba kenalkan aku pada seseorang sekali lagi saja. Siapa tahu ia jodohku" rengeknya pada bu Aya.

Bu Aya hanya geleng-geleng. Niat Kak Yul untuk menikah belum juga surut. Padahal perjalanan karirnya baru saja dimulai. Sikap kak Yul membuat bu Aya geram. Kapankah kesadaran Kak Yul untuk mengembangkan sayap terlebih dahulu?

Ponorogo, 22072020. 00.24

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap bunda.. keren ceritanya

22 Jul
Balas

Terimakasih untuk apresiasinya bunda

26 Jul

Lanjutkan ya

24 Jul
Balas

Terimakasih banyak bun

26 Jul

Mantap..jadikan buku,,saya pesan satu ya..lanjutkan cerita Kak Yul..bukan kak Yudi lho

22 Jul
Balas

Terimakasih penyemangat nya Pak

26 Jul

Keren bund.lanjut

24 Jul
Balas

Terimakasih untuk apresiasinya bunda

26 Jul



search

New Post